Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan pemberlakuan suspensi atau penghentian perdagangan sementara untuk saham emiten milik Asep Sulaeman Sabanda alias Sultan Subang PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE). Suspensi dilakukan setelah saham IPPE mengalami pelemahan harga secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
BEI dalam pengumuman tertanggal 25 Januari 2023, BEI menyebutkan penghentian dilakukan dalam rangka cooling down setelah terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham IPPE.
Sepanjang 2023, harga saham IPPE telah turun 44,8 persen dari harga Rp125 per saham pada awal tahun menjadi hanya Rp69 per lembarnya. Di sisi lain, saham IPPE juga turun menyentuh auto reject bawah (ARB) dalam beberapa hari perdagangan terakhir.
Pada perdagangan Rabu (25/1/2023), IPPE turun 6,76 persen dan sehari sebelumnya yakni pada Selasa (24/1/2023), harganya turun 6,33 persen.
“PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) pada perdagangan 26 Januari 2023,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M. Panjaitan.
BEI menyebutkan penghentian sementara perdagangan IPPE dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar. Dengan demikian, pelaku pasar dapat mempertimbangkan secara matang keputusan investasinya di IPPE berdasarkan informasi yang ada.
Baca Juga
“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tutup Lidia.
Asep Sulaeman Sabanda tercatat memiliki saham minoritas IPPE secara langsung sebesar 250,67 juta saham atau setara 5,45 persen per 31 Desember 2022. Dia juga menjadi pengendali IPPE lewat PT Lembur Sadaya Investama yang menguasai 1,62 miliar saham yang setara dengan 35,22 persen.
Asep Sulaeman Sabanda yang kerap disebut Sultan Subang itu belakangan menjadi sorotan karena performa saham-saham dalam portofolionya. Penurunan harga secara signifikan juga dialami oleh PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) yang juga berada di bawah kendalinya.
Harga saham ZATA yang sempat mencapai Rp120 pada awal Januari 2023, kini hanya dihargai Rp63 per lembarnya.