Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Lesu, Saham Healthcare Kurang Moncer

Indeks sektoral kesehatan atau IDXHEALTH menjadi indeks dengan penurunan terdalam hari ini dan menekan IHSG.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,20 persen atau 14,07 poin ke level 6.860 pada perdagangan Selasa (24/1/2023). Indeks sektoral kesehatan atau IDXHEALTH menjadi indeks dengan penurunan terdalam hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 275 saham menguat, 250 saham melemah, dan 191 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.841-6.906. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.464 triliun.

Sebanyak 7 indeks sektoral dari total 11 indeks sektoral ditutup melemah hari ini. Indeks sektoral kesehatan atau IDXHEALTH menjadi indeks dengan penurunan terdalam hari ini, yakni 0,48 persen. Penurunan ini disusul oleh IDXINFRA 0,38 persen, dan IDXENERGY 0,35 persen.

Saham MIKA yang merupakan saham dengan bobot terbesar di IDXHEALTH ditutup melemah 0,64 persen ke level 3.110. Begitu juga dengan saham HEAL yang turun 1,89 persen ke level 1.555.

Sementara itu, saham dengan penurunan terdalam hari ini adalah saham FILM yang turun 6,99 persen ke level 1.065, disusul saham OKAS 6,96 persen ke 147, dan saham TAYS turun 6,93 persen ke 430.

Sebelumnya, Tim riset Phintraco Sekuritas mengatakan secara teknikal penguatan IHSG dapat terjadi jika dapat breakout level 6.880. Penguatan IHSG tak lepas dari mayoritas indeks global yang bergerak positif pada perdagangan Senin (23/1/2023).

“Secara teknikal, penguatan ini dapat terjadi, jika terdapat konfirmasi breakout di 6880. Sementara mayoritas indeks utama regional masih libur untuk merayakan Lunar New Year pada Selasa (24/1),” ujar Phintraco Sekuritas dalam riset, Selasa (24/1/2023).

Sentimen lainnya adalah pernyataan Gubernur the Fed Christopher Waller yang mendukung kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Waller menilai suku bunga acuan saat ini sudah cukup tinggi untuk menekan perekonomian AS.

Sentimen tersebut juga turut mendorong penguatan mayoritas indeks di Eropa. Pelaku pasar Eropa kembali menilai potensi outlook perekonomian di Eropa.

“Terlebih, inflasi di sejumlah negara Eropa, termasuk Euro Area juga cenderung turun di Desember 2022 dibanding bulan sebelumnya,” ujar tim riset Phintraco Sekuritas.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat melanjutkan tren penguatan seiring adanya keyakinan bank sentral AS atau the Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga pada 1 Februari 2023.

Adapun penguatan rupiah terhadap dolar AS juga didorong oleh penurunan yield obligasi dalam 2 bulan terakhir. Kemudian antisipasi Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) juga memperkuat potensi rebound lanjutan rupiah.

“Dengan demikian, kami perkirakan rebound lanjutan pada saham-saham bank, terutama BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI masih dapat berlanjut di hari ini (24/1),” ujar tim riset Phintraco Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper