Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inalum Mau IPO, Antrean di BEI Capai 45 Emiten Tahun Ini

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menyampaikan rencana penawaran umum saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia.
Pabrik peleburan PT Inalum (Persero)./inalum.id
Pabrik peleburan PT Inalum (Persero)./inalum.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menyampaikan rencana penawaran umum saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Utama MIND ID, holding industri pertambangan, Hendi Prio Santoso menjelaskan MIND ID dan Inalum turut mempertimbangkan beberapa alternatif pendanaan untuk mewujudkan strategi pertumbuhan, termasuk lewat penawaran umum perdana saham atau IPO. Dia melanjutkan bahwa saat ini Grup MIND ID berfokus dalam menyelesaikan proses reorganisasi.

“Termasuk penggalangan dana dari IPO. Tentunya Inalum dan MIND ID akan terus berkoordinasi dengan pemegang saham agar dapat melaksanakan program pendanaan yang tepat untuk strategi pertumbuhan Inalum,” kata dia kepada Bisnis, Jumat (20/1/2023).

Berdasarkan pengumuman pada Jumat (20/1/2023), Direksi Inalum mengumumkan bahwa pemegang saham telah menyetujui pengurangan modal dasar perseroan dari Rp216,71 triliun menjadi Rp21,72 triliun.

Sementara itu, modal ditempatkan dan disetor perseroan dari semula sebesar Rp54,17 triliun berkurang menjadi Rp5,4 triliun melalui pengambilan saham-saham yang diinbrengkan sebagai tambahan penyertaan modal negara (PMN).

“Persetujuan pengurangan modal perseroan akan ditindaklanjuti oleh direksi perseroan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Direksi Inalum.

Hendi menyampaikan bahwa pengurangan modal merupakan salah satu tahapan dalam proses reorganisasi MIND ID-Inalum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

“Ini juga merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan PP No. 46/2022 dan PP No. 47/2022 oleh Presiden RI pada 8 Desember 2022,” kata Hendi.

Sebagai informasi, reorganisasi MIND ID dan Inalum bertujuan untuk memisahkan organisasi kedua perusahaan yang selama ini berada dalam entitas usaha yang sama secara hukum. Namun, keduanya menjalankan dua fungsi yang berbeda.

Hendi mengemukakan hasil dari reorganisasi ini merupakan bentuk akhir yang direncanakan untuk BUMN Holding Industri Pertambangan. MIND ID sebagai Perusahaan Strategic Holding HIP akan meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan-kegiatan strategis yang berfokus pada efisiensi dan penciptaan nilai tambah antaranggota grup MIND ID.

MIND ID juga akan menjalankan peran pengelolaan manajemen risiko, pengawasan kegiatan operasional anggota MIND ID dan sebagainya.

Sementara itu, Inalum nantinya dapat berfokus pada operasional dan produksi. Fungsi tersebut mencakup pengelolaan pabrik peleburan aluminium dan produksi aluminium yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat 45 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) per 19 Januari 2023. Beberapa calon emiten mengincar dana jumbo dari penggalangan dana ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan potensi dana yang dihimpun dari 45 perusahaan tersebut mencapai Rp49,5 triliun. Nyoman menjelaskan beberapa perusahaan dalam antrean menargetkan emisi dengan nilai lebih dari Rp1 triliun.

“Ada dua perusahaan pada sektor energi, satu perusahaan pada sektor finansial, dan satu perusahaan basic material yang menargetkan emisi di atas Rp1 triliun,” katanya penjelasan tertulis, Jumat (20/1/2022).

Dari segi sektor, perusahaan dari sektor konsumer cyclical dan teknologi mendominasi daftar pipeline IPO dengan jumlah masing-masing delapan perusahaan.

“Berdasarkan data perusahaan pada sektor consumer cyclical dan teknologi paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” kata Nyoman.

Selain kedua sektor itu, terdapat enam perusahaan dari sektor transportasi dan logistik dalam antrean IPO. Kemudian terdapat lima perusahaan sektor basic materials dan empat perusahaan sektor kesehatan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper