Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten BUMN maskapai penerbangan, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menghijau setelah sempat menyentuh level di bawah 100.
Berdasarkan data RTI Infokom, Kamis (19/1/2023) pukul 11.35 WIB, saham GIAA berada di level Rp103 per saham naik 3 poin atau naik 3 persen disbanding saat penutupan perdagangan, Rabu (18/1/2023) lalu.
Harga saham GIAA bergerak di anatara Rp96 hingga Rp105 sepanjang perdagangan hari ini. Saat ini price to earning ratio (PER) GIAA berada di 0,13 kali dengan kapitalisasi pasar Rp9,42 triliun.
Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menyematkan notasi khusus terhadap perusahaan plat merah ini yakni notasi E atau saham emiten dengan ekuitas negative serta notasi X yang berarti sedang dalam pemantauan khusus.
Meski menghijau pada hari ini, harga saham GIAA belum menyentuh level seperti saat pertama kali diperdagangkan kembali setelah lepas dari suspensi. Pada perdagangan Selasas (3/1/2023), saham GIAA sempat menyentuh Auto Reject Atas (ARA). Saat itu saham perseroan naik 9,8 persen dengan nilai saham mencapai Rp224.
Namun, setelah itu saham GIAA justru mengalami turbulensi dan mencatatkan Auto Reject Bawah (ARB) beruntun.
Baca Juga
Saat mencatatkan ARB beruntun, Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan bahwa perseroan akan fokus terhadap rencana bisnis. Menurut dia, perseroan akan fokus terhadap profitabilitas perusahaan.
“Memastikan sesuai dengan yang kita janjikan di PKPU dan fokus ke profitabilitas,” kata Irfan saat dihubungi Bisnis, Selasa (10/1/2023) malam.
Sejak suspensi saham GIAA yang belangsung 1,5 tahun dibuka oleh bursa pekan lalu atau 3 Januari 2022, manajemen Garuda Indonesia sebenarnya cukup optimistis atas persepsi investor terhadap kinerja perseroan.
Sebelumnya Irfan mengatakan pencabutan suspensi saham tersebut merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada akhir tahun 2022 lalu, terutama berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi new sukuk.
“Dibukanya suspensi saham Garuda pada awal tahun kinerja 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja GIAA," kata Irfan dalam keterangannya, Selasa (3/1/2023).