Bisnis.com, JAKARTA — HSBC Global Private Banking memperkirakan bahwa iklim investasi di Indonesia masih menjanjikan tahun ini. Sementara di pasar saham, sektor konsumen dan perbankan akan menjadi andalan.
Chief Investment Officer Southeast Asia, HSBC Private Banking and Wealth James Cheo mengatakan bahwa pasar saham Indonesia telah diuntungkan oleh harga komoditas yang tinggi dan pemulihan konsumsi domestik. Dengan fokus pemerintah mendorong lebih banyak investasi asing, Indonesia dapat meningkatkan rantai nilai dengan kemampuan manufaktur baru.
Valuasi pasar saham pun diperdagangkan di bawah rata-rata historisnya. Sementara itu, menurutnya sektor yang mempunyai potensi di pasar saham itu adalah sektor konsumer dan perbankan.
"Kami pikir peluang di pasar saham Indonesia akan ada di perusahaan konsumen dan bank tertentu," ujar Cheo dalam Media Round Table: HSBC Investment Outlook 2023, pada Selasa (17/1/2023).
Apalagi, menurutnya inflasi kemungkinan akan ada di level sedang. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada kuartal I/2023, suku bunga acuannya menjadi 5,75 persen.
Sebelumnya, JPMorgan Chase & Co. juga menyebutkan bahwa sektor perbankan menjadi andalan di pasar saham Indonesia pada 2023. Co-manager JPMorgan Asean Equity Stacey Neo mengatakan bahwa sektor perbankan akan menarik karena didorong oleh tren suku bunga acuan yang tinggi.
Baca Juga
Ia mengatakan, dengan tingginya suku acuan, bank-bank di Indonesia dan Singapura akan mendapatkan keuntungan dari ekspansi margin. Selain itu, bank juga akan mendapatkan permintaan kredit yang lebih tinggi serta peningkatan adopsi teknologi.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga menyebutkan bahwa sektor perbankan dan konsumen masih menjanjikan tahun ini. Ia menilai bahwa emiten empat besar perbankan, BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI masih kondusif berdasarkan fundamentalnya yang masih kuat.
Emiten mengalami kenaikan kinerja keuangan pada 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan mengalami tren penurunan pinjaman berisiko atau loan at risk (LAR) serta kenaikan rasio kecukupan likuiditas (LCR) sejak pandemi Covid-19.
Selain itu, non performing loans (NPL) mereka rata-rata di bawah 5 persen yang masih sangat manageable untuk emiten perbankan besar.
"Selain itu, saya optimis kepada sektor konsumen primer yang resilient terhadap efek resesi dan ketidakpastian geopolitik. Dari sektor ini, saya merekomendasi saham big caps yang punya fundamentals yang kuat seperti INDF, ICBP dan AMRT," terangnya.
Mirae Asset Management juga merekomendasikan saham sektor finansial yakni BBNI dan BMRI, non cyclical pada saham ICBP dan INDF. "Sentimen positif diprediksi datang dari tahun pemilu yang bisa mengangkat konsumsi dalam negeri," kata Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM.