Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, karena investor optimis menjelang laporan inflasi yang dapat memberikan ruang bagi The Fed untuk memutar kembali kenaikan suku bunga agresifnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 0,80 persen menetap di 33.973,01 poin. Indeks S&P 500 bertambah 50,36 poin atau 1,28 persen pada 3.969,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 189,04 poin atau 1,76 persen menjadi 10.931,67 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor real estat dan konsumer non-primer masing-masing melonjak 3,6 persen dan 2,68 persen, memimpin kenaikan. Sementara Microsoft, Amazon.com dan saham-saham pertumbuhan mega-cap lainnya memberi S&P 500 dorongan terbesarnya.
Laporan yang banyak ditunggu-tunggu pada Kamis diproyeksikan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters untuk menunjukkan harga konsumen AS tumbuh 6,5 persen tahun-ke-tahun pada Desember, moderat dari kenaikan 7,1 persen pada November.
Indeks acuan naik sejauh tahun 2023 setelah turun tajam tahun lalu. Harapan bahwa Fed dapat segera melonggarkan kembali pengetatan agresifnya setelah menaikkan suku bunga dana federal tujuh kali pada 2022 telah mendorong pasar dalam beberapa sesi terakhir, bahkan ketika komentar dari beberapa pejabat Fed telah mendukung pandangan bahwa bank sentral perlu tetap waspada tentang menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi.
"Investor mengantisipasi bahwa kita lebih dekat ke jeda daripada titik lain tahun lalu," kata Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma dikutip dari Antara.
Baca Juga
Pelaku pasar uang melihat peluang 75 persen Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Februari.
Minggu ini juga menandai dimulainya musim laporan keuangan kuartal keempat untuk perusahaan-perusahaan S&P 500, dengan laba S&P 500 secara keseluruhan diperkirakan menurun dari tahun ke tahun, menurut data IBES dari Refinitiv.
Bank-bank terbesar AS, yang memulai musim laporan keuangan akhir pekan ini, diperkirakan akan melaporkan laba kuartalan yang lebih rendah karena risiko kenaikan resesi di tengah pengetatan kebijakan moneter.
Goldman Sachs mulai memberhentikan staf pada Rabu (11/1/2023) dalam upaya pemotongan biaya, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut. Saham Goldman Sachs berakhir naik 2,0 persen.
Peritel Bed Bath & Beyond Inc secara tajam memperpanjang kenaikan baru-baru ini hingga berakhir melonjak 68,6 persen meskipun hasil kuartalan suram, dengan beberapa investor berspekulasi bahwa ini bisa menjadi target akuisisi potensial.