Bisnis.com, JAKARTA – Perkiraan suku bunga Indonesia yang disebut lebih baik dibanding suku bunga AS menyebabkan investor asing mulai melirik peluang pasar obligasi atau surat berharga negara (SBN). Analis memiliki keyakinan bahwa suku bunga Bank Indonesia akan mengalami penurunan di semester II/2023.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan bahwa suku bunga di Indonesia saat ini sudah berada diatas angka inflasi, dimana inflasi total Indonesia sebesar 5,5 persen dan inflasi inti berada di angka 3,3 persen. Sedangkan suku bunga berada di angka 5,5 persen.
“Jadi kita punya suku bunga sudah di atas inflasi, sudah di atas inflasi inti dan sama dengan inflasi total. jadi ada semacam keyakinan kalaupun suku bunga indonesia naik, naiknya sudah terbatas. Bahkan bukan tidak mungkin nanti di semester 2 ketika suku bunga sudah akan merendah,” katanya dalam acara Market Update Panin Asset Management, Rabu (11/1/2023).
Rudiyanto menyebutkan jika saat ini asing sedang memburu SBN karena melihat tren suku bunga yang diprediksi sudah bisa tetap atau bahkan mengalami penurunan.
“Terbalik dengan 2022 awal dimana mereka keluar banyak sekali karena khawatir suku bunga akan naik. Sekarang mereka melihat tren suku bunga kemungkinan sudah bisa tetap atau turun Jadi mereka sudah masuk dari awal,” lanjutnya.
Panin Asset Management juga memperkirakan yield untuk surat utang akan turun dari level awal tahun sekitar 7 persen dan 6,25 sampai 6,5 persen. Menurut Rudiyanto, kenaikan suku bunganya tidak seperti tahun lalu yang 2 persen dimana jika naik kemungkinan tertinggi hanya 0,5 persen saja.
Baca Juga
“Karena dia sudah di posisi yang cukup tinggi sehingga bisa membuat harga obligasi lebih bagus untuk investor,” imbuhnya.
Rudiyanto juga menyarankan investor tetap perlu memiliki portofolio reksa dana obligasi dengan dua skenario perbandingan.
“Jika investor agresif kondisi mungkin 10 sampai 30 peren, tapi kalau investor moderat atau konservatif obligasi bisa antara 50 sampai 70 persen,” katanya.