Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah aksi penggalangan dana lewat penerbitan surat utang di pasar modal mulai semarak di Januari 2023, termasuk di dalamnya adalah penerbitan obligasi korporasi. Analis menilai awal tahun merupakan momentum yang tepat bagi korporasi untuk menjajal alternatif sumber pendanaan ini.
Sebagai contoh, PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) mendaftarkan efek baru berupa obligasi Rp450 miliar. Hal serupa dilakukan PT CIMB Niaga Auto Finance senilai Rp1 triliun.
“Biasanya memang awal tahun banyak yang menggunakan momentum ini untuk menerbitkan obligasi. Karena investor biasanya baru buka 'buku' portofolio investasi lagi untuk 2023,” kata Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto kepada Bisnis, Senin (9/1/2023).
Dia mengemukakan tren pasar obligasi cenderung membaik. Hal ini ditandai dengan angka inflasi global yang menunjukkan penurunan. Selain itu, siklus suku bunga tinggi di berbagai negara telah memperlihatkan fase puncak.
“Memang suku bunga acuan Bank Indonesia dan The Fed belum ada keputusan, tetapi ekspektasi kenaikannya akan lebih melandai menjadi hanya 25 basis poin,” lanjutnya.
Untuk itu, Handy berpendapat emiten dapat memanfaatkan jendela pembiayaan yang ada untuk mengoptimalisasi momentum ini, misalnya ketika likuiditas masih longgar dan tingkat yield yang mulai turun.
Baca Juga
“Emiten harus rajin memantau pasar. Pada saat suku bunga mendekati peak rate-nya, seyogyanya penerbitan tenor pendek dan menengah akan lebih optimal buat penerbit,” kata dia.