Bisnis.com, JAKARTA — Langkah perusahaan investasi Morgan Stanley & Co. International Plc (MSIP) menambah kepemilikan sahamnya di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dinilai bakal memberi dampak positif kepada emiten pengelola jaringan minimarket Alfamart tersebut.
Dalam keterbukaan informasi, jumlah saham yang ditransaksikan pada 9 Desember 2022 mencapai 430 juta. Transaksi ini juga mencakup pelepasan 126.100 saham dan pembelian 8.800 saham AMRT.
Secara kumulatif, kepemilikan Morgan Stanley bertambah 429,88 juta saham, dari 3,22 miliar saham yang setara 7,77 persen menjadi 3,65 miliar saham atau 8,81 persen.
Adapun harga penjualan saham adalah sebesar Rp2.893,87 per lembar, sementara harga beli dipatok di Rp2,500 per saham. Dengan demikian, dana yang dirogoh MSIP untuk transaksi ini diestimasi mencapai Rp1,07 triliun.
“MSIP menggenggam saham ini sebagai kustodian untuk para kliennya dan untuk akun sendiri tanpa perantara,” tulis Vice President MSIP Wilson Li.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani berpandangan transaksi tersebut bisa memberi dampak positif karena menjadi sinyal ke pasar soal keyakinan terhadap saham AMRT.
Baca Juga
“Kalau kita lihat berdasarkan fundamental mereka [AMRT] sangat kuat dan prospek bisnisnya masih bagus,” kata Arjun, Rabu (4/1/2023).
Dia juga mengemukakan bahwa AMRT bergerak di sektor konsumen primer yang cukup tangguh menghadapi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Arjun mengatakan harga saham AMRT masih memiliki prospek untuk tumbuh dua digit dalam periode setahun. Sebagai catatan, saham AMRT melesat 118,10 persen sepanjang 2022 dan ditutup di harga Rp2.650 pada 30 Desember 2022.
Meski secara valuasi price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) lebih tinggi daripada emiten lain di sektor yang sama, Arjun tetap merekomendasikan beli untuk saham AMRT.
“Saham ini tergolong saham big cap blue chip dan masih ada banyak potensi untuk kenaikan harga sahamny. Bisa lakukan buy on weakness jika terjadi koreksi wajar,” kata Arjun.
Terpisah, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan AMRT memiliki prospek positif di tengah permintaan yang kuat di momentum Tahun Baru 2023 dan perayaan Imlek yang akan datang. Di sisi lain, penghapusan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga bakal menambah dorongan tingkat konsumsi.
“Dengan demikian permintaan terhadap produk konsumen primer seperti AMRT berpotensi meningkat. Saya rekomendasikan beli dengan target harga Rp3.200,” kata Cheril.
Sampai penutupan perdagangan Rabu (4/1/2023), saham AMRT parkir di zona merah dengan koreksi 1,08 persen ke harga Rp2.740. Meski demikian, mayoritas analis dalam konsensus Bloomberg yang mengkover AMRT menyematkan pandangan positif pada emiten milik Djoko Susanto tersebut.
Dari 14 analis, sebelas di antaranya atau 78,6 persen memberikan rekomendasi buy, sementara tiga analis lainnya merekomendasikan hold. Rata-rata target harga AMRT selama 12 bulan ke depan adalah Rp3.170,56 sehingga potensi return yang diperoleh investor mencapai 15,71 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.