Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham PWON, BSDE & CTRA Usai Pencabutan PPKM

Emiten properti berpotensi mengalami kenaikan okupansi baik pada segmen pariwisata maupun pusat perbelanjaan akibat pencabutan PPKM.
Gandaria City, salah satu proyek andalan PT Pakuwon Jati Tbk di Jakarta. Proyek ini merupakan proyek mixed use yang terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel, dan apartemen./pakuwonjati.com
Gandaria City, salah satu proyek andalan PT Pakuwon Jati Tbk di Jakarta. Proyek ini merupakan proyek mixed use yang terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel, dan apartemen./pakuwonjati.com

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor properti mendapatkan angin segar dengan dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal tahun ini. Analis pun menjagokan saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA). 

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan sektor properti berpotensi mengalami kenaikan okupansi baik pada segmen pariwisata maupun pusat perbelanjaan. Dicabutnya PPKM selaras dengan adanya kenaikan mobilitas masyarakat.

“Secara keseluruhan, pemulihan aktivitas ekonomi turut mendorong peningkatan di sisi retail sales, salah satunya properti dan retail space,” ujar Rio kepada Bisnis, Selasa (3/1/2022).

Meski demikian, Rio mengatakan tingkat inflasi yang masih cenderung tinggi juga berpotensi meningkatkan suku bunga acuan di Indonesia. Terlebih lagi Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke 5,5 persen pada Desember 2022.

Adapun demi menjaga daya beli properti, BI telah memperpanjang pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau pembiayaan properti maksimal 100 persen hingga 31 Desember 2023.

“Sehingga, suku bunga acuan yang tinggi menekan masyarakat untuk membeli properti karena tingkat bunga KPR yang tinggi,” ujar Rio.

Sentimen lainnya berasal dari Indeks Permintaan Properti Komersial yang mencatatkan pertumbuhan sejak pandemi. Pada 2020, indeks berada di 101,81, kemudian naik ke 102,84 di 2021, dan naik ke 103,51 di 2022.

Adapun kedua sentimen tersebut berpotensi meredam dampak negatif dari naiknya suku bunga acuan dengan potensi pemulihan pada pendapatan berulang atau recurring income. Hal ini juga berpotensi mendorong emiten properti untuk melakukan ekspansi usaha dan meningkatkan kinerja pendapatan.

Rio menyebut emiten properti yang memiliki kontribusi recurring income besar patut dicermati karena berpotensi meredam dampak negatif naiknya suku bunga.

“Saham properti yang dapat diperhatikan adalah PWON, BSDE dan CTRA memiliki tingkat recurring income yang cukup besar,” ujar Rio.

PWON mendapatkan rekomendasi buy on support dengan target Rp462, dan 480, Kemudian BSDE masih cenderung bergerak sideways dengan target Rp950, dan Rp1.005. CTRA berpotensi minor bullish reversal dengan target Rp970, danRp 1.000.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan pencabutan PPKM sejatinya tidak terlalu berdampak signifikan. Hal ini lantaran PPKM level 1 sudah berlaku sejak lama dengan anggapan bahwa hampir tidak ada pembatasan.

“Aktivitas industri dan perekonomian, serta wisata juga sudah normal sehingga pencabutan PPKM sejatinya tidak terlalu berdampak signifikan,” ujar Arjun kepada Bisnis, Selasa (3/1/2023).

Arjun menilai sektor properti dan infrastruktur masih kurang kondusif karena pasar yang mengalami kenaikan suku bunga. Hal ini membuat biaya operasional emiten properti kian meningkat.

Arjun merekomendasikan saham PWON dengan target harga Rp464 per saham dan support di level Rp430.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan pencabutan PPKM akan berdampak positif terhadap sektor properti khususnya yang memiliki segmen komersial seperti ruko dan pusat perbelanjaan. Jumlah tenant dapat terus bertumbuh seiring meningkatnya daya beli masyarakat.

Jono memproyeksikan kinerja properti kemungkinan akan cenderung sideways dibandingkan masa pandemi pada rentang 2021 hingga 2022. Hal ini karena pada masa pandemi terdapat berbagai kebijakan yang menguntungkan.

“Sentimen suku bunga dan inflasi memang menjadi penghambat sektor ini,” ujar Jono kepada Bisnis, Selasa (3/1/2023).

Jono merekomendasikan saham PWON dengan target harga 600 per saham. PWON dinilai memiliki neraca keuangan yang sehat dan luas area komersial terbesar di Indonesia.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper