Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan akan meluncurkan dua indeks berbasis environmental, social, and government (ESG) tahun ini. Indeks ini diluncurkan untuk menggaet investor asing masuk ke pasar modal Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan investor global saat ini sangat fokus terhadap aspek ESG. Menurutnya, Bursa harus mengakomodir hal tersebut agar lebih banyak lagi investor global yang peduli dengan ESG terlayani di pasar modal Indonesia.
"Kemarin waktu G20 kami luncurkan LQ45 Low Carbon Index. Di saat yang sama, kami sudah MoU dengan Kadin, kami akan luncurkan indeks yang berkaitan dengan iklim," ucap Jeffrey, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Dia melanjutkan, investor asing seperti manajer investasi yang mengelola dana miliaran dolar, biasanya memiliki komitmen dengan portofolio investasi 80 persen di saham-saham yang masuk dalam kriteria ESG.
Dengan munculnya indeks baru berbasis ESG, Bursa berharap jumlah dan nilai investasi investor asing yang masuk ke Bursa akan semakin besar. Pada tahun ini, kata Jeffrey, selain meluncurkan Indeks ESG bersama Kadin, Bursa juga akan meluncurkan indeks syariah berbasis ESG.
"Maunya segera kami luncurkan, tetapi karena ada penelitian ilmiahnya, mereka cari metodologi yang tepat, bisa diterima. Kalau tidak, nanti akan dianggap kurang layak," katanya.
Baca Juga
Selain itu,
Jeffrey Hendrik menjelaskan saat ini pihaknya tengah menjajaki kemungkinan penambahan anggota bursa untuk Shariah Online Trading System (SOTS). Sebagai informasi SOTS adalah sistem transaksi saham syariah secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
BEI, lanjutnya, menargetkan ada 2 hingga 3 anggota bursa baru untuk SOTS. Menurutnya peluang untuk transaksi saham syariah masih terbuka lebar di Indonesia.
“Peluang pertumbuhan pasar saham syariah tentu sangat besar. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut Bursa akan mengajak lebih banyak Anggota Bursa [AB] sebagai AB SOTS, yang saat ini hanya ada 17 AB,” katanya Senin (2/1/2023).
Jeffrey mengatakan Bursa juga akan berkoordinasi dengan para stakeholder pasar modal syariah agar proses pembukaan rekening efek syariah akan lebih mudah dengan dukungan teknologi. Selain itu, operator pasar modal itu memiliki rencana untuk meluncurkan indeks terkait syariah.
“Untuk indeks harapannya tahun ini bisa diluncurkan,” katanya.