Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Resmi Cabut PPKM, Apa Dampaknya Pada Emiten dan IHSG di 2023?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut kebijakan PPKM pada jumat (30/12/2022). Sejumlah Emiten menyebut pencabutan itu akan berdampak positif.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Jumat (30/12/2022) yang lalu. Jokowi menyampaikan bahwa perrtimbangan dicabutnya kebijakan tersebut adalah karena pemerintah telah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 selama 11 bulan terakhir. Menarik untuk disimak seperti apa dampak pencabutan kebijakan itu terhadap sejumlah emiten dan juga IHSG di 2023.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan dihapusnya PPKM dan PSBB oleh Jokowi diharapkan dapat mempercepat laju perekonomian nasional. Terlebih lagi rencana ini dinilai tepat untuk mengakomodir suasana kampanye Pemilu 2024 yang menjadi sarat kerumunan massa.

“Pastinya tahun depan itu akan banyak consumer spending karena selain bansos atau sembako, massa ini juga memerlukan asupan atribut Pemilu seperti kaos, topi, spanduk, bendera, dan lainnya,” ujar Liza kepada Bisnis belum lama ini.

Lebih lanjut, Liza mengatakan pemerintah mengeluarkan strategi dan kebijakan dengan cermat sehingga memberikan efek transisi yang cepat guna mempercepat pertumbuhan perekonomian.

NH Korindo Sekuritas merekomendasikan saham-saham pada sektor perbankan, consumer non-cyclicals, consumer cyclicals, kesehatan, dan infrastruktur untuk menjadi pilihan di tahun depan.

Secara terpisah, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan beberapa sektor dinilai tetap mendapat angin segar dengan adanya penghetian PSBB dan PPKM. Beberapa sektor tersebut adalah sektor kesehatan dan pariwisata.

“Menurut saya sektor kesehatan dan sektor tourism yang termasuk emiten hotel mengalami dampak paling tinggi oleh kebijakan ini,” ujar Arjun kepada Bisnis pekan lalu.

Dengan dicabutnya PPKM dan PSBB akan mendorong kinerja daripada emiten perhotelan. Emiten pada sektor ini dinilai dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan permintaan layanan.

Namun, secara umum Arjun mengatakan sentimen ini dinilai berdampak minim kepada pasar modal Indonesia. Hal ini lantaran kegiatan perekonomian sudah mengalami pemulihan sejak awal tahun ini.

Sejak awal tahun kegiatan perekonomian Indonesia sudah mengalami pemulihan dari berlakunya lockdown pada beberapa negara. Pemulihan ini tidak lepas dari pelonggaran pengetatan aktivitas dan meningkatnya aktivitas masyarakat.

“Banyak sektor dan industri yang mencatat kenaikan kinerja sangat tinggi dibandingkan sama tahun lalu dan ini didorong oleh pembukaan ekonomi dan peningkatan kegiatan ekonomi,” ujar Arjun.

Sebagaimana yang telah disebut Ajun, Emiten sektor pariwisata PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR) juga menyambut baik pernyataan Presiden Joko Widodo tentang pencabutan PPKM.

Sekretaris Perusahaan Panorama Sentrawisata AB Sadewa mengatakan pemberhentian PPKM dan PSBB jelas akan berdampak positif terhadap kinerja PANR pada tahun 2023. Hal ini karena keraguan masyarakat untuk melakukan perjalanan semakin pudar, dan rasa percaya diri pasar semakin tinggi untuk bepergian.

“Dengan penghentian PPKM tentunya akan mempengaruhi kinerja PANR di tahun 2023, karena keraguan masyarakat untuk bepergian semakin pudar dan akan meningkatkan confidence market untuk traveling,” ujar Sadewa kepada Bisnis, beberapa hari lalu.

Sadewa juga mengatakan pernyataan Presiden merupakan sesuatu yang sudah dipertimbangkan secara matang. Adapun PANR menilai pencabutan ini tentunya akan mendorong mobilitas masyarakat dan pemerintah yang berdampak pada peningkatan belanja perjalanan.

Menyambut tahun 2023, terdapat beberapa langkah pemulihan yang disiapkan oleh PANR. Pertama adalah restrukturisasi utang untuk menata operasional, dan rencana penguatan struktur modal.

PANR juga berencana melakukan divestasi aset properti, dan portofolio bisnis. Nantinya aset properti yang dinilai non produktif akan dilepas, demikian juga untuk portofolio bisnis yang berada di luar bisnis utama.

Kemudian PANR berencana meluncurkan Panorama Agent untuk memperkuat struktur bisnis dengan model B2B2C dan fokus pada segmen leisure travel. Diversifikasi bisnis juga akan dilakukan dengan membentuk travel-tech company sebagai perluasan saluran untuk menggaet pasar milenial.

Berikutnya PANR akan fokus pada Destination Management Company di pilar Inbound untuk mendapatkan market quality inbound tourist. Kolaborasi juga akan dilakukan dengan Online Travel Agents (OTA) yang ada untuk menjadi content provider khusus experience.

PANR juga akan memperkuat smart-operation untuk menurunkan pengeluaran biaya operasional hingga 50 persen sampai 60 persen.

“Secara rinci kita belum bisa disclose. Namun, target tahun ini sesuai ekspektasi, dan dengan beragam tail-wind yang ada kita optimis 2023 better than 2022,” ujar Sadewa.

Segendang seirama, emiten pengelola Ancol PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mengapresiasi langkah yang diambil oleh pemerintah tersebut. Perseroan menilai dicabutnya PPKM akan meningkatkan pendapatan perusahaan.

Corporate Communication PJAA Ariyadi Eko Nugroho mengatakan perseroan akan mematuhi semua peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Adapun rencana dicabutnya PPKM dan PSBB dinilai akan berdampak positif bagi sektor pariwisata dan mendongkrak pendapatan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat.

“Pada prinsipnya sebagai pelaku industri tentu kami mengapresiasi gembira atas kebijakan tersebut. Akan tetapi kami tentu saja akan mematuhi semua peraturan dan kebijakan yang dijalankan pemerintah,” ujar Eko kepada Bisnis.

Eko juga menyebut PJAA tengah melakukan evaluasi terkait dengan target 2023. Namun, ia tidak menjelaskan apakah rencana pencabutan PPKM dan PSBB dapat mengubah target yang sudah ditetapkan.

Terlebih lagi PJAA sejatinya sudah menentukan target untuk tahun 2023. Saat ini target tersebut sedang dievaluasi seiring adanya situasi eksternal dan internal.

“Saat ini sudah menentukan target untuk tahun 2023 yang akan dievaluasi seiring dengan situasi eksternal dan internal,” ujar Eko.

Pihak yang juga mendapat angin segar dari dicabutnya PPKM adalah emiten produsen Antimo, PT Pharpos Tbk. (PEHA). Corporate Secretary PEHA Zahmilia Akbar mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik pemberhentian PPKM tersebut.

"Tentu kita senang dong, penjualan Antimo kan jadi naik karena orang-orang akan lebih banyak berpergian," katanya menjawab pertanyaan Bisnis.

Direktur Utama PEHA Hadi Kardoko secara terpisah juga mengungkapkan jika industri farmasi merupakan sektor yang mendapatkan dampak positif dari menggeliatnya sektor pariwisata. Di 2022 saja, Antimo yang menjadi produk unggulan PEHA mencatatkan pertumbuhan positif.

"Kuartal III/2022, Antimo dan dan produk turunannya tumbuh diantas 130 persen dan kami optimis penjualannya akan meningkat di Desember saat momen nataru," katanya.

Selain itu, PEHA juga menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai dua digit, namun PEHA tidak merincikan angka target 2023 tersebut. Pun juga di 2023, PEHA akan menambah 2 negara tujuan ekspor yakni Afrika dan negara kawasan ASEAN.

Seiring dengan target tersebut, beberapa strategi disiapkan guna memitigasi segala tantangan kedepan seperti kenaikan harga bahan baku utama yang sebagian besar merupakan produk impor.

"Penguatan supply chain, perjanjian long term dengan source pembelian bahan baku, misal 1 dan 2 tahun kedepan dengan bahan baku one price atau single price. Selain itu juga karena ada tantangan dari eropa, kami menyiapkan alternatif source," imbuh Zahmilia.

Zahmilia menambahkan jika tahun depan pihaknya juga akan melakukan rebranding beberapa prouduk seperti komunikasi rebrand dan kemasannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper