Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas meningkat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan sehari sebelumnya didorong oleh dolar AS yang lebih lemah.
Mengutip Antara, dolar AS melemah setelah optimisme awal atas pembukaan kembali China gagal dan pasar mempertimbangkan data klaim pengangguran AS.
Harga emas paling aktif kontrak Februari 2023 di divisi Comex New York Exchange, naik US$10,20 atau 0,56 persen menjadi US$1.826,00 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di US$1.827,30 dan terendah di US$1.811,20.
Dolar AS melemah pada perdagangan Kamis (29/12/2022), dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya merosot 0,59 persen menjadi 103,8610 pada pukul 15.00 waktu setempat (20.00 GMT).
Dolar AS melemah menyusul pencabutan aturan karantina China untuk pelancong yang masuk mulai 8 Januari, negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan India mengatakan mereka akan mewajibkan tes Covid-19 untuk pelancong dari China.
Kecepatan China membatalkan aturan Covid-19 telah membuat sistem kesehatannya kewalahan dan memicu kekhawatiran tentang penyebaran virus.
Baca Juga
"China adalah salah satu kunci menurut saya hingga 2023 dan apa yang terjadi pada ekonomi global," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (29/12/2022) bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran bertambah 9.000 ke penyesuaian secara musiman menjadi 225.000 untuk pekan yang berakhir 24 Desember, lebih lanjut mendukung emas.
Para analis mengatakan bahwa pertimbangan teknis mendorong emas juga, karena logam mulia terus diperdagangkan di atas level dukungan psikologis penting US$1.800 per ounce.