Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada tahun 2023.
Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy mengatakan produksi CPO pada tahun 2023 akan dibayangi oleh cuaca ekstrim. Hal tersebut berpotensi menghambat proses penanaman dan panen CPO perusahaan.
Meski demikian, ANJT tetap optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan produksi pada tahun depan.
"Kami menargetkan pertumbuhan produksi CPO kurang lebih sebesar 10 persen di tahun 2023," katanya saat dihubungi, Selasa (27/12/2022).
Nopri mengatakan optimisme perusahaan didukung oleh penambahan area perkebunan yang menghasilkan pada wilayah Papua mulai tahun 2023. Selain itu, ANJT juga telah melakukan penanaman kembali atau replanting di perkebunannya di wilayah Belitung dan Sumatera Utara 1.
Selanjutnya, perusahaan juga membidik peningkatan produksi dari perkebunan yang masuk dalam kategori prime. Perkebunan tersebut, lanjut Nopri, terutama berada di wikayah Kalimantan dan Sumatera
Utara II.
Baca Juga
Seiring dengan hal tersebut, ANJT juga optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan pada tahun depan. Meski demikian, Nopri tidak memberikan detail secara rinci terkait target kinerja keuangan perusahaan pada 2023.
Sementara itu, dari sisi biaya produksi ANJT menargetkan biaya produksi yang sama dengan tahun lalu di sekitar US$350 per metrik ton. Nopri memaparkan pada tahun 2022 biaya produksi telah mengalami kenaikan sekitar 10 persen akibat kenaikan bahan - bahan seperti pupuk, bahan bakar, biaya gaji.
Selain meningkatkan produksi CPO, ANJT juga akan menggenjot volume produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun depan. Perusahaan juga akan berupaya meningkatkan ekstraksi minyak dengan memaksimalkan fungsi mill dan peningkatan kualitas grading.
Nopri menambahkan ANJT juga akan melakukan efisiensi biaya untuk mempertahankan biaya rata rata produksi ditengah tekanan kenaikan harga pupuk, bahan bakar dan lainnya.
"Kami juga akan mendorong inovasi agronomi dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga margin profitabilitas," jelasnya.