Bisnis.com, JEMBER - Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) mengembangkan bisnis produksi sayuran edamame dan okra. Bisnis ini menggandeng mitra petani sebagai penyedia lahan.
Presiden Direktur Gading Mas Indonesia Teguh Imam Wahyudi mengatakan saat ini GMIT memiliki market tujuan ekspor dan domestik melalui produk olahan beku dan fresh.
"Saat ini ekspor negara tujuan yaitu Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, dan Laos," katanya dalam media visit Pabrik GMIT, Jember, Jumat (18/11/2022).
Saat ini, lahan tanaman diperkirakan mencapai 439 ha dan 50 mitra petani. GMIT membidik pertumbuhan lahan sebesar 50 persen pada tahun 2023.
"Sekarang lahan sekitar 439 ha. Tahun depan GMIT memiliki target pertumbuhan lahan sebesar 50 persen yaitu sebanyak 600 ha lahan," lanjutnya.
Imam melanjutkan jika saat ini produksi edamame segar mencapai 1.616 ton pada tahun 2022 dengan total target produksi perusahaan sebesar lebih dari 2.500 ton hingga akhir tahun. GMIT juga menargetkan produksi khusus edamame sekitar 2.232 ton pada tahun 2023.
"Oktober ini produksi lahan mencapai 20 ton per hari selama 22 hari kerja dengan 50 mitra dan 439 hektare lahan," kata Imam.
Head of Business Support GMIT R Hidayat Y mengatakan target produksi GMIT pada tahun ini mencapai Rp24 miliar dan target produksi 2.500 ton secara tahunan, dengan perincian Rp14 miliar dari market ekspor dan Rp10 miliar market domestik.
"GMIT juga menargetkan pertumbuhan produksi dua kali lipat untuk 2023 yaitu sebesar 5.000 ton per tahun dengan nilai Rp81 miliar," kata Hidayat menjawab menjawab pertanyaan Bisnis, Jumat (18/11/2022).
Target produksi tersebut memiliki rincian 2.800 ton produk frozen dan 2.200 produk fresh. Saat ini, lanjut Hidayat, produksi GMIT didominasi oleh pasar domestik sebesar 70 persen dan 30 persen sisanya merupakan pasar ekspor. Pasar ekspor tersebut didominasi oleh permintaan Jepang.
"Potensi bisnis edamame besar di ekspor, market Jepang sebesar 75.000 ton dan Indonesia bisa memasok 8 ton. Indonesia cuma punya 3 pemain besar di edamame ini," katanya.
Baca Juga
Produk GMIT sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu edamame segar, edamame beku merk Edashi dan edamame kupas bernama Mukimame. GMIT berencana melakukan ekspansi bisnis ekspor dalam waktu 3 tahun kedepan.
"Target kami meningkatkan volume produksi ke tingkat berkelanjutan secara komersial dalam waktu 3 tahun ke depan dan memasuki pasar baru baik domestik maupun internasional," imbuh Imam.
Sebagai informasi, kinerja GMIT memberikan kontribusi pada induk usaha ANJT sebesar 1 persen. GMIT yang fokus pada bisnis sayuran awalnya dibentuk dengan tujuan mengelola tembakau yang dibeli dari petani kecil.
Saat itu anak usaha emiten sawit ini bernama PT Gading Mas Indonesia Tobacco, tetapi sejak 2015 berganti nama menjadi PT Gading Mas Indonesia Teguh. Dua tahun kemudian GMIT joint venture dengan AJI HK Limited dengan porsi kepemilikan saham GMIT sebesar 20 persen.