Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat, Saham BNBR hingga CMPP Cuan

IHSG dibuka menguat pada posisi 6.820,70 di tengah lonjakan saham BNBR hinga CMPP.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (22/12/2022).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 6.820,70. IHSG mencatatkan posisi tertingginya pada 6.758,79 beberapa saat setelah perdagangan dibuka.

Tercatat, 198 saham menguat, 70 saham melemah dan 203 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.434,33 triliun.

PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (EURO) terpantau menjadi saham dengan kenaikan terbesar sejauh ini setelah naik 17,24 persen ke Rp68.

Saham lain yang terpantau naik adalah PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) yang menguat 8,7 persen ke Rp200, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang naik 10 persen ke level Rp66, serta PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan kenaikan 7,58 persen ke Rp71.

Sebelumnya, Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan IHSG melanjutkan rebound ke kisaran 6.830–6.850 hari ini. Secara teknikal, terbentuk pola minor double bottom yang mendukung potensi rebound lanjutan tersebut.

“Mover IHSG kemungkinan kembali didominasi oleh emiten building construction. Hal ini berkaitan dengan ekspektasi peningkatan signifikan perolehan kontrak baru di kuartal keempat 2022,” tulis Phintraco Sekuritas.

ADHI melaporkan perolehan kontrak baru sebesar Rp22,4 triliun selama Januari—November 2022 atau naik 63 persen secara tahuna. Jumlah tersebut setara dengan 97,39 persen dari target kontrak baru 2022.

“PTPP dan WIKA berpeluang menguat, sementara ADHI dan WSKT rawan pullback sebelum dapat kembali mencoba minor bullish reversal,” lanjut mereka.

Dari dalam negeri, defisit fiskal untuk 2022 diperkirakan berada di 2,49 persen terhadap PDB, atau kembali ke bawah 3 persen. Kondisi ini memperkuat keyakinan bahwa Indonesia mampu meredam dampak negatif dari potensi resesi global yang dikhawatirkan terjadi pada 2023.

Dari luar negeri, indeks-indeks Wall Street mencatatkan rebound lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (21/12/2022). Penguatan tersebut didorong oleh kondisi Wall Street yang berada pada oversold area.

Di samping itu, laporan keuangan kuartalan yang berakhir di November dari Nike tercatat berada di atas ekspektasi pasar. Hal ini meredam kekhawatiran yang sempat terbangun di pasar terkait potensi penurunan penjualan ritel di holiday season pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper