Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran angkutan batu bara, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk. (HAIS) menargetkan penambahan 3 set kapal tongkang baru senilai Rp180 miliar pada 2023.
Direktur Keuangan Hasnur Internasional Shipping Novian Fitriawan menerangkan membutuhkan dana investasi satu set kapal tongkang yang terdiri atas tugboat dan barge antara Rp50 miliar - Rp60 miliar per set.
"Ini kami melihat selain tarif harga kapal juga sangat dinamis, cenderung naik. Kalau saya lihat, ada tanda-tanda kenaikan harga kapal melandai, karena suplai bajanya terutama. Kebutuhan investasinya sekitar Rp50-Rp60 miliar per unit dan ada 3 unit pada 2023," jelasnya dalam paparan publik, Kamis (22/12/2022).
Dia menegaskan belanja modal terbesar terutama pada pengadaan kapal baru tersebut karena memiliki nilai krusial dan strategis yang dapat meningkatkan margin keuntungan emiten bersandi HAIS ini.
Adapun, belanja modal lainnya masih relatif kecil seiring docking maintenance (perawatan perkapalan) kapal yang dimiliki cenderung minimum karena masih berusia di bawah 10 tahun.
Lebih lanjut Direktur Hasnur International Shipping Soma Ariyaka menerangkan saat ini memiliki 13 set kapal tongkang (tug and barge) dengan tambahan 1 kapal barge.
Baca Juga
Adapun, terdapat dua jenis barge, yakni berukuran 300 feet untuk kapasitas angkutan 7.000-7.500 metrik ton dan 330 feet yang berkapasitas 10.000 metrik ton.
Soma menerangkan 1 dari 3 kapal yang dibeli tahun depan akan datang pada semester I/2023. Dengan begitu, penambahan armada ini bakal berkontribusi lebih cepat terhadap pendapatan.
"Kebutuhan investasi detail sedang disiapkan kembali, tetapi dari 2022 saat ini 36 persen-38 persen angkutan kami menggunakan kapal sendiri, jadi masih ada 62--64 persen kami sewa kapal. Pertimbangannya berapa banyak harus dihitung untuk jumlah keseluruhan dihitung," tambahnya.
Per kuartal III/2022, HAIS mencatatkan pendapatan tumbuh 83 persen menjadi Rp541,29 miliar dari Rp296,48 miliar. Seiring pendapatan yang melejit, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp78,35 miliar tumbuh 171 persen dibandingkan dengan edisi yang sama tahun lalu Rp28,87 miliar.
Posisi ekuitas HAIS juga meningkat menjadi Rp500,59 miliar per 30 September 2022, berbanding Rp432,59 miliar pada akhir tahun 2021.