Bisnis.com, JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) menetapkan sejumlah target setelah PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) resmi terkonsolidasi ke BUMN tersebut lewat skema rights issue.
Pemerintah telah mengalihkan saham Negara Republik Indonesia sejumlah 7,49 miliar saham Seri B dengan nilai seluruhnya sebesar Rp2,84 triliun atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Semen Baturaja ke dalam SMGR.
Langkah itu merupakan kelanjutan Program Integrasi BUMN Sub Klaster Semen melalui proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Penandatanganan Akta Inbreng dilakukan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Semen Indonesia Group Donny Arsal, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/12/2023).
Transaksi inbreng saham ini tidak mengubah porsi kepemilikan Negara RI atas saham pengendali di SIG. Negara RI juga tetap memiliki 1 saham Seri A Dwiwarna di Semen Baturaja.
Donny mengatakan integrasi Semen Baturaja ke SIG merupakan langkah besar untuk memperkuat posisi BUMN Sub Klaster Semen dalam menghadapi tantangan pasar yang kompetitif.
Baca Juga
“Semen Baturaja adalah kekuatan di Sumatra Bagian Selatan. Integrasi Semen Baturaja ke SIG memiliki potensi sinergi yang sangat besar untuk mendukung posisi dan melengkapi footprint BUMN Sub Klaster Semen, khususnya di wilayah Sumatra,” paparnya dalam keterangan resmi, Senin (19/12/2022).
Sementara itu, Kartika memaparkan integrasi SMBR ke dalam SMGR merupakan milestone penting dari keseluruhan rencana transformasi BUMN untuk streamlining dan clustering Sub Klaster semen.
“Sebagai sektor strategis, kita ingin mendorong BUMN Sub Klaster Semen sebagai penggerak industri semen yang berkelanjutan melalui optimalisasi distribusi, pemasaran, dan efisiensi produksi yang terkoordinasi secara regional dan nasional,” ucapnya.
Dalam kurun 2-3 tahun, Kementerian BUMN berharap industri semen segera pulih melalui inovasi, optimalisasi dan efisiensi untuk mengatasi beban biaya, menjaga struktur biaya dan konsistensi EBITDA.