Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) milik koglomerat Hermanto Tanoko, PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) melanjutkan ekspansi pada 2023 dengan membangun tiga pabrik baru. Tambahan pabrik tersebut akan diikuti dengan bertambahnya kapasitas produksi.
Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta Melisa Patricia menjelaskan kapasitas produksi pabrik CLEO saat ini mencapai 4 miliar liter per tahun. Pada 2022, CLEO melakukan ekspansi melalui perluasan lima pabrik existing dan pembangunan tiga pabrik baru.
CLEO telah menyelesaikan perluasan pabrik di Banjarmasin, Citeureup, dan Bojonegoro, sementara sisanya masih dalam proses pengerjaan.
“Kami sedang dalam proses membangun tiga pabrik baru, yang jika mulai beroperasi akan meningkatkan kapasitas produksi sampai 33 persen menjadi 5,3 miliar liter per tahun. Dan pada 2023, kami berencana membangun tiga pabrik baru lagi,” kata Melisa dalam jawaban tertulis kepada Bisnis, Senin (19/12/2022).
Melisa belum memperinci berapa alokasi belanja modal untuk penambahan tiga pabrik baru di 2023 maupun potensi tambahan kapasitas produksinya. Namun dia mengatakan bahwa penambahan pabrik dilakukan untuk mengurangi besarnya biaya produksi dan transportasi.
Tiga pabrik baru yang dibangun di 2023 rencananya akan berlokasi di kota Lampung, Manado dan Pekanbaru. Melisa mengatakan CLEO telah mengembangkan pemasaran serta membangun jaringan distribusi di ketiga kota tersebut.
Baca Juga
“Pangsa pasar CLEO sudah cukup ekonomis untuk dibangunkan pabrik tersendiri di ketiga kota tersebut, sehingga biaya pengiriman ke konsumen dapat dikurangi secara signifikan,” kata dia.
CLEO tercatat membukukan kenaikan kinerja hingga kuartal III/2022. Perseroan membukukan kenaikan penjualan dan laba di tengah kenaikan harga bahan baku.
Penjualan emiten berkode CLEO itu tercatat naik 26,35 persen secara year on year (yoy), dari Rp802,94 miliar pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi Rp1,01 triliun per September 2022.
Penjualan CLEO terutama ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh 55,28 persen yoy dari Rp320,65 miliar menjadi Rp497,95 miliar.
Sementara itu, penjualan minuman bukan botol naik 8,14 persen yoy dari Rp463,38 miliar menjadi Rp501,11 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 35,84 persen yoy menjadi Rp621,04 miliar, dari sebelumnya Rp457,17 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp247,48 miliar menjadi Rp340,20 miliar atau naik 37,46 persen yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 10,50 persen yoy dari Rp136,59 miliar menjadi Rp150,94 miliar.