Bisnis.com, JAKARTA – Daftar emiten minuman beralkohol di Bursa efek Indonesia saat ini dihuni oleh dua produsen bir yaitu PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA) dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MBLI). Teranyar, PT Jojobu Jarum Minahasa Tbk. (BEER), produsen minuman beralkohol Cap Tikus melalui IPO akan bergabung pada daftar tersebut.
Jika melihat kinerja keuanga masing-masing emiten pada kuartal III/2022, keduanya mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan.
PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA) membukukan penjualan bersih yang naik 21,69 persen menjadi Rp587,57 miliar pada kuartal III/2022, dibandingkan kuartal III/2021 yang sebesar Rp482,85 miliar.
Peningkatan penjualan dikarenakan naiknya penjualan domestik (setelah dikurangi cukai) sebesar Rp633,06 miliar. Sementara itu, ekspor pun meningkat menjadi Rp1,14 miliar.
Sedangkan beban pokok produsen bir Anker ini tercatat sebesar Rp176,04 miliar. Sehingga DLTA berhasil catat laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp181,65 miliar. Laba bersih tersebut naik 28,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp141,57 miliar.
Total aset DLTA mengalami penurunan menjadi Rp1,24 triliun. Adapun besaran penurunan tersebut sebesar 4,95 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp1,31 triliun. Tak hanya aset, liabilitas dan ekuitas pun alami penurunan masing-masing menjadi Rp292,3 miliar dan Rp951,62 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) mencatatkan penjualan bersih yang mengalami kenaikan 27 persen menjadi Rp2,12 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,67 triliun.
Penjualan tersebut disokong oleh penjualan bersih ke pihak ketiga di lokal alami kenaikan signifikan hingga 26,98 persen menjadi Rp2,11 triliun. Sementara ekspor ke pihak ketiga alami penurunan hingga 24,14 persen menjadi Rp3,12 miliar. Begitu pula penjualan ekspor ke pihak berelasi turun menjadi Rp3,74 miliar.
MLBI mencatat laba bersih Rp606,68 miliar pada kuartal III/2022. Laba tersebut mengalami kenaikan 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di Rp412,39 miliar.
Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan 8,3 persen menjadi Rp1,97 triliun. Sedangkan dari sisi ekuitas mengalami penurunan 23,1 persen menjadi Rp845,2 miliar. Begitu pula dari sisi aset mengalami penurunan 3,52 persen menjadi Rp2,82 triliun pada kuartal III-2022. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2022 tercatat Rp2,92 triliun.
Jika melihat kinerja saham pada penutupan perdagangan Jumat (16/12/2022), saham MLBI ditutup naik 0,28 persen ke posisi 8.900. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kapitalisasi pasar mencapai Rp18,75 miliar. PE Ratio tercatat 21,81 dan price to book value sebesar 22,20.
Sedangkan Saham DLTA ditutup naik 0,27 persen ke posisi 3.770. Kapitaliasi pasar mencapai Rp3,01 miliar dengan PE ratio tercatat sebesar 13,22 dan price to book value mencapai 3,18.
Untuk pembagian dividen, MLBI baru saja membagikan dividen pada 11 November 2022 sebesar Rp90,6 miliar dengan payout ratio sebesar 142,89 persen sedangkan dividend yield sebesar 5,07 persen.
Sedangkan produsen Anker, DLTA terakhir membagikan dividen interim pada Juni lalu sebesar Rp240,19 miliar atau Rp300 per saham. Payout ratio tercatat sebesar 127,73 persen dan dividend yield sebesar 7,96 persen.