Bisnis.com, DOHA - Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) terus berupaya memperkuat pendanaan dalam rangka pengembangan bisnis layanan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terintegrasi di Indonesia.
Yovie Priadi, Direktur Utama dan CEO EMITS, mengatakan pihaknya masih membutuhkan dana besar untuk pengembangan bisnis energi baru terbarukan. Hal ini tak lepas dari peran EMITS untuk mendukung INDY mencapai target perimbangan komposisi bisnis batu bara dan non batu bara pada 2025.
INDY mengincar target proyek 500 megawatt peak (MWp) pada 2025. Yovie menyebutkan target proyek energi baru terbarukan tersebut membutuhkan modal dana sekitar US$350 juta.
Dari total kebutuhan dana tersebut, sebanyak 100 juta dolar AS telah masuk sebagai ekuitas yang berasal dari setoran Indika Energy sebesar 51 juta dolar AS dan Fourth Partner Energy Limited.
"Kami mencari sisanya sekitar 250 juta dolar AS. Saat ini kami lagi tahap akhir pembicaraan dengan dua insitusi keuangan," kata Yovie di Doha, Qatar, Sabtu 17 Desember 2022.
Dia mengungkapkan dua institusi tersebut akan menopang kebutuhan dana dan solusi layanan untuk impor parts solar panel dan lainnya. Namun dia belum dapat mengungkapkan identitas kedua institusi tersebut serta nominal dana yang disepakati.
Baca Juga
"Ada dari Amerika Serikat dan dari dalam negeri. Mereka sepakat dengan kami untuk pendanaan proyek yang berkelanjutan, " ujar Yovie.
Selain pasokan dana tersebut, EMITS sebelumnya juga telah mendapatkan dana sebesar 12 juta dolar AS dari Responsibility Investments, pengelola dana investasi asal Swiss.
EMITS sendiri menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80-100 Megawatt peak (MWp) pada 2022 dan 500 MWp pada 2025. Untuk mencapai target ini, EMITS menyasar segmen industri, komersial, dan utility.
"Kami bekerja sama dengan berbagai pihak swasta maupun pemerintah, termasuk PLN," ujar Yovie.
Sebelumnya, Azis Armand, Vice President Director and Group CEO Indika Energy mengatakan pembangkit listrik yang menggunakan solar panel kini telah memiliki teknologi yang semakin mature dan dinilai punya peluang bisnis yang masuk akal.
"Kami memperkirakan ada kontribusi yang lumayan daripada bisnis solar panel. Kontribusinya di 2025 ya sekitar 10%--25%" katanya Di New Delhi sela-sela kunjungan Indika Group ke India, 13-16 Desember 2022.
Azis menuturkan dalam pengembangan bisnis PLTS terintegrasi, pihaknya menggandeng Fourth Partner Energy Limited, perusahaan India pengembang solusi energi surya.Di EMITS, Indika memegang 51 persen saham dan Fourth Partner sebesar 49 persen.
Hingga saat ini, EMITS telah memperluas melalui pemasangan solar photovoltaic (PV), pengembangan pelabuhan berkelanjutan (green port), hingga pembangunan PLTS hybrid kombinasi solar PV dengan baterai berkapasitas terbesar di Indonesia.
"Kami masuk ke bisnis solar panel ini berupaya dengan mitra kami di India yaitu Fourth Partner Energy Limited, kami punya cita-cita dalam 5 tahun mendatang itu menginstall atau men -develop kurang lebih 500 Megawatt Peak untuk solar panel ini," ujar Azis.
Azis menambahkan minat publik akan produk PLTS dan potensi aplikasinya semakin luas baik di segmen rumah tangga maupun industri di Tanah Air.
"Di industri, permintaannya juga semakin baik dan banyak aplikasinya karena ini bukan hanya persoalan renewable energy tetapi secara bisnis harus masuk akal. Dalam arti, biayanya harus bisa lebih rendah dari opsi yang saat ini dilakukan. Karena kalau itu tidak terjadi maka tidak akan sustainable ya" ungkap Azis.