Bisnis.com, JAKARTA – Emiten periklanan PT Fortune Indonesia Tbk. (FORU) menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak kinerja keuangan perseroan usai terimbas dinamika pasar pascapandemi serta langkah antisipatif terhadap potensi resesi perekonomian global pada 2023.
Chief Executive Officer FORU Ratna Sasa Puspitasari menjelaskan beberapa langkah strategis yang akan diambil untuk menjawab tantangan kondisi pasar ini antaralain meningkatkan efektifitas operasional perusahaan sehingga hasil kerja lebih maksimal.
“Ini tentunya hanya bisa dicapai melalui perubahan cara kerja dan mindset pengerjaan produk kreatif sekaligus peningkatan kompetensi digital personil,” katanya dalam dalam Paparan Publik pada Kamis (15/12/2022).
Selain itu, lanjut Sasa, FORU akan melakukan inovasi dalam berbagai aspek operasional perusahaan, baik itu dalam hal klien interface maupun model bisnis yang diharapkan mampu menawarkan manfaat lebih besar kepada klien dalam hal pencapaian konversi penjualan melalui kegiatan komunikasi. Terutama karena kebutuhan praktisi pemasaran saat ini bukan lagi hanya sekadar pencapaian obyektif komunikasi tapi juga obyektif bisnis.
“Inovasi merupakan kunci peningkatan kinerja keuangan perseroan, baik itu dari sisi produksi maupun client experience. Kami menyadari bahwa lanskap kegiatan pemasaran begitu dinamis seiring dengan perkembangan teknologi digital,” kata Sasa.
Fokus pengembangan bisnis FORU akan lebih mengedepankan unique selling point dari layanan digital yang lebih mengerucut sekaligus penawaran produk baru layanan komunikasi sesuai kebutuhan praktisi pemasaran di tengah perubahan lanskap yang terus terjadi.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan FORU Sari Dewi menegaskan langkah strategis ini dibuat berdasarkan pemahaman yang kuat akan industri pemasaran di Indonesia sekaligus pengetahuan mendalam akan pengembangan bisnis kreatif di Indonesia.
“Dalam hal ini langkah strategis yang bisa memberikan penawaran baru bagi praktisi pemasaran dan lebih berdampak kepada bisnis mereka. Karena pada akhirnya, kebutuhan akan penyelenggara kegiatan pemasaran hanya akan semakin tinggi ketika kegiatan itu bisa berdampak langsung pada bisnis,” imbuh Sari.
Sebelumnya, FORU mencatat rugi bersih senilai Rp2,81 miliar dan kerugian operasional sebesar Rp4,63 miliar hingga kuartal III/2022, meski sempat positif pada sebelumnya disebabkan dinamika pasar pascapandemi.