Bisnis.com, JAKARTA – Emiten media Grup Bakrie PT Visi Media Utama Tbk. (VIVA) optimis akan bebas dari kewajiban utang dengan melakukan aksi korporasi pada 2023.
Aksi korporasi tersebut ialah penerbitan saham baru dengan skema private placement saham MDIA sebesar 10 persen atau sebanyak-banyaknya 3,9 miliar lembar saham dan penjualan 39 persen saham VIVA di entitas anaknya tersebut.
Direktur VIVA Jastiro Abi menjelaskan jika untuk 2023, VIVA akan fokus pada rencana pembayaran utang dengan menjual saham milik VIVA di MDIA sebanyak 39 persen.
“Jadi kami dari holding senantiasa berusaha menyehatkan anak perusahaan, tahun ini kami fokuskan untuk ke anak perusahaan dulu. Dari situ kita akan ke holding, utang holding akan kita settle seperti tipikal holding company yang punya investasi, cara bayar utangnya kita akan menjual saham MDIA,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis dalam Paparan Publik, Rabu (14/12/2022).
Dengan menjual saham itu, lanjut Abi, VIVA akan bebas hutang di 2023. Aksi korporasi ini nantinya akan membuat VIVA menjadi totally different company.
Lebih lanjut, Abi menjelaskan jika saat ini VIVA telah mengurangi utang di level ANTV yang semula US$112 juta atau sekitar Rp1,7 triliun menjadi Rp960 miliar. Di level VIVA, pembayaran utang dilakukan dengan cara menjual saham miliknya di MDIA ke investor strategis sebesar 39 persen.
Baca Juga
“Sejumlah 39 persen saham MDIA dengan harga premium dari harga sekarang ini. Saham tersebut nantinya akan dibeli oleh investor dari luar negeri. Jadi dari situ VIVA akan bebas utang. Jadi kita bisa sehat sekali kedepannya,” lanjut Abi.
Melansir keterbukaan informasi publik pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dana segar dari private placement tersebut digunakan untuk menyelesaikan utang Senior Facility yaitu sebesar Rp960 miliar yang akan dibayarkan dalam mata uang USD dengan kurs yang berlaku pada tanggal pembayaran.
Pembayaran tersebut akan dilakukan melalui Fasilitas Refinancing yang akan diperoleh dari Lembaga keuangan maupun Lembaga non-keuangan serta sumber pendanaan lainnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan VIVA, liabilitas jangka pendek mencapai 9,6 triliun per kuartal III 2022. Kewajiban tersebut meningkat 9,09 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp8,8 triliun.