Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi meluncurkan papan new economy untuk mengakselerasi ekonomi berbasis teknologi sekaligus mempertebal benefit para investor.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan papan ekonomi baru adalah upaya otoritas Bursa untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor. Menurutnya, pengelompokan emiten dalam satu papan khusus akan lebih kuat daripada sekedar memberi notasi khusus.
Dengan begitu, investor bisa lebih mudah dalam mengidentifikasi perusahaan berkategori new economy. Jeffrey berharap peluncuran papan ekonomi baru akan meningkatkan kesadaran investor dalam berinvestasi pada sektor ini.
“Implementasi papan new economy dapat menjadi fasilitas yang memudahkan investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi sesuai dengan tipe dan strategi transaksi masing – masing investor,” katanya.
Beberapa waktu sebelumnya, Kepala Unit Start-up and Small Mediaum Enterprises (SSME) BEI Aditya Nugraha mengatakan jika papan new economy mampu memberikan benefit pada investor dan calon emiten.
Pasalnya, calon emiten yang masuk dalam papan khusus itu akan setara dengan emiten yang berada di papan utama tiap sektor. “Jadi kalau emiten papan utama bisa mendapatkan pendanaan yang mudah maka emiten papan new economy bisa mendaptakan siklus yang sama,” katanya.
Baca Juga
Menurutnya BEI memiliki urgensi dalam meluncurkan papan new economy agar investor memiliki pemahaman investasi yang dimiliki akan bersifat jangka panjang.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menilai pembentukan papan ekonomi baru juga tidak akan mengurangi kebanggaab emiten yang masuk pada papan tersebut.
Menurutnya BEI akan menyeleksi calon emiten berdasarkan kriteria tambahan yang khusus untuk papan new economy, seperti jumlah pengguna aktif, memiliki compound annual growth rate (CAGR) minimal 30 persen untuk tiga tahun buku terakhir.
Pembentukan papan ekonomi baru di Indonesia juga dinilai sesuai dengan perkembangan sektor teknologi di Indonesia. Denny mengatakan, hal tersebut karena Indonesia menjadi salah satu penghasil perusahaan rintisan (startup) berstatus unicorn terbanyak di dunia saat ini.
“Ini juga menjadi salah satu upaya BEI untuk meningkatkan keragaman alternatif investasi di Indonesia tanpa mengurangi prinsip perlindungan investor,” tambah Denny.
Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee menjelaskan penerapan papan ekonomi baru punya beberapa manfaat bagi investor dan emiten. Papan ini akan memberikan pemahaman kepada pemodal tentang karakteristik khusus sebuah emiten yakni memiliki pertumbuhan tinggi, mengoptimalkan teknologi untuk inovasi dan memacu produktivitas, berdampak pada perekonomian serta memiliki manfaat sosial.
Dengan karakteristiknya ini, kata Hans, investor perlu menyadari bahwa perusahan yang berada di papan ini memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi dan menjadi trend di masa depan. Maka itu, para pembeli saham di Papan Ekonomi Baru ini tidak bisa mengharapkan hasil investasi yang instan dan jangka pendek. “Dengan kata lain saham dalam papan ini cocok untuk investasi jangka panjang,” kata Hans.
Direktur Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus Papan New Economy merupakan pengakuan dari otoritas bursa tentang sektor bisnis yang telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dari ketiga penghuni papan new economy, Maximilianus melihat GOTO berpeluang paling menarik perhatian karena kontribusinya yang luar biasa besar dalam menggerakkan perekonomian, terutama ekonomi digital.
Corporate Secretary GOTO R.A. Koesoemohadiani mengatakan GOTO mengapresiasi langkah BEI menghadirkan papan ekonomi baru untuk perusahaan-perusahaan yang mendorong pertumbuhan ekonomi digital, dengan menciptakan produk atau layanan inovatif yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Dia melanjutkan, sebagaimana disampaikan BEI, papan ekonomi baru memiliki ketentuan dan status yang sama dengan papan utama, dengan beberapa kriteria tambahan.
"GOTO adalah sebagian dari kelompok emiten yang ditetapkan BEI untuk menjadi bagian papan ekonomi baru, karena kami sudah memenuhi kriteria di papan utama, dan papan ekonomi baru," ujar Koesoemohadiani.
Dia melanjutkan, tidak ada perbedaan yang besar di antara kedua papan tersebut. Menurutnya, GOTO masih menjadi bagian dari indeks papan utama, karena perubahan ini pada dasarnya merupakan hal teknis.
"Perseroan akan terus fokus mendorong bisnis dan pertumbuhan berkelanjutan," ucapnya.