Bisnis.com, JAKARTA – Papan ekonomi baru atau new economy yang telah diluncurkan kemarin, Senin (5/12/2022) diharapkan dapat mempermudah investor dalam mencermati saham – saham yang berkaitan dengan teknologi.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan peluncuran papan ekonomi baru merupakan bentuk keterbukaan informasi serta upaya otoritas Bursa untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor.
Pengelompokan saham – saham ekonomi baru ke dalam 1 papan khusus serta pemberian notasi khusus dinilai dapat mempermudah investor atau calon investor dalam mengidentifikasi perusahaan tersebut.
Jeffrey berharap peluncuran papan ekonomi baru akan meningkatkan kesadaran investor dalam berinvestasi pada sektor ini. Dengan adanya papan new economy, investor dapat mengidentifikasi risiko serta horizon investasi yang tepat sesuai profil risiko masing – masing.
“Implementasi ini juga dapat menjadi sarana yang memudahkan investor dalam melakukan pengambilan keputusan investasi sesuai dengan tipe dan strategi transaksi masing – masing investor,” katanya dalam konferensi pers virtual Implementasi Papan Ekonomi Baru di Bursa Efek Indonesia, Senin (5/12/2022).
Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menambahkan, pembentukan papan ekonomi baru juga tidak akan mengurangi prestise emiten yang masuk pada papan tersebut. Ia menuturkan, emiten – emiten yang dapat masuk ke papan ekonomi baru harus terlebih dulu memenuhi sejumlah persyaratan untuk masuk ke papan utama.
Selanjutnya, BEI akan memilih perusahaan – perusahaan berdasarkan kriteria tambahan yang khusus untuk papan new economy, seperti jumlah pengguna aktif, memiliki compound annual growth rate (CAGR) minimal 30 persen untuk tiga tahun buku terakhir, dan lainnya.
Pembentukan papan ekonomi baru di Indonesia juga dinilai sesuai dengan perkembangan sektor teknologi di Indonesia. Denny mengatakan, hal tersebut karena Indonesia menjadi salah satu penghasil perusahaan rintisan (startup) berstatus unicorn terbanyak di dunia saat ini.
“Ini juga menjadi salah satu upaya BEI untuk meningkatkan keragaman alternatif investasi di Indonesia tanpa mengurangi prinsip perlindungan investor,” tambah Denny.
Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso menambahkan, BEI juga telah mengantisipasi potensi kehadiran sektor ekonomi baru lainnya di papan ini.
Oleh karena itu, pihaknya juga telah menetapkan beberapa bidang usaha terkait teknologi yang dapat dimasukkan ke papan new economy, diantaranya adalah bioteknologi, fintech, genom atau biomedis, video gaming, cloud computing dan big data, future car, serta keamanan siber.
“Karena teknologi ini bermacam – macam jenisnya dan akan berkembang ke depannya sesuai dengan kondisi pasar,” katanya.