Bisnis.com, JAKARTA - Bakal melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham tahun depan, PT Pupuk Kalimantan Timur bakal membangun pabrik pupuk baru di wilayah Papua dan Papua Barat senilai US$2 miliar atau Rp31,2 triliun (kurs Rp15.600).
Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury menyampaikan Pupuk Kaltim atau PKT paling cepat melakukan registrasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada kuartal I/2023.
“Untuk PHE sudah mendaftarkan rencana IPO-nya ke OJK pada Desember 2022 ini. Yang lain seperti Palm Co dan PKT maksimal akan mengajukan pendaftaran ke OJK pada kuartal I/2023. Targetnya di semester I/2023 seluruh proses IPO ini sudah selesai,” jelas Pahala, dikutip Kamis (8/12/2022).
IPO PKT ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk nasional. Dana hasil IPO rencananya akan digunakan oleh perusahaan yang berdomisili di Bontang, Kalimantan Timur itu untuk membiayai pembangunan pabrik urea dengan kapasitas produksi 1,15 juta ton dan methanol sebesar 1 juta ton per tahun.
Pabrik yang akan berlokasi di wilayah Papua Barat itu diperkirakan butuh biaya investasi sebesar US$2 miliar.
Lebih lanjut, Pahala menjelaskan melalui IPO ini perusahaan-perusahaan BUMN tersebut dapat mendukung upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan energi dan pangan.
Baca Juga
Dia mencontohkan rencana IPO PKT dapat meningkatkan kapasitas produksi, sehingga ketersediaan pupuk bagi terciptanya ketahanan pangan dapat terwujud.
“PKT adalah perusahaan pupuk urea terbesar di ASEAN. Kapasitas produksinya mencapai sekitar 6,5 juta ton dan menjadi salah satu kontributor terbesar PT Pupuk Indonesia yang kini punya kapasitas produksi 21,1 juta ton per tahun,” terangnya.
Selain dari IPO, Pahala mengungkapkan, pembiayaan pabrik PKT di Papua Barat itu juga akan menggunakan sumber dana lainnya. Menurutnya Debt Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap permodalan PKT hingga saat ini masih cukup rendah.
“Target IPO untuk PKT sekitar 10-20 persen. Sementara DER PKT akan dijaga pada kisaran 30-50 persen,” ungkapnya.
Dalam pertemuan dengan Komisi VI DPR, Pahala juga menyampaikan peluang bagi PKT untuk mengoptimalkan produksi gas dari Blok Masela.
Sejalan dengan rencana pengembangkan blok gas alam yang cukup besar itu, kementerian BUMN memiliki rencana untuk mendorong ekspansi PKT selanjutnya ke wilayah Maluku, lokasi Blok Masela berada.
“Dengan IPO PKT punya peluang mengoptimalkan produksi gas di dalam negeri yang diperkirakan akan terus naik pada tahun 2027--2030. PKT juga dapat mengoptimalkan kebutuhan pupuk per hektar di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan Vietnam maupun Malaysia,” ujar mantan banker tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa selama periode Januari-Oktober 2022 PKT mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 92 persen dari target tahun ini sebanyak 3,42 juta ton. Sementara NPK mencapai 102 persen dari target 250 ribu ton dan amonia sebesar 101 persen dari target 2,79 juta ton.
Pupuk Kaltim juga memastikan pada Oktober lalu produksi dan distribusi pupuk untuk periode musim tanam pertama 2023 (Maret-April 2023) sudah aman.
“Per tanggal 26 November 2022, sebanyak 108.917 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 6.725 ton NPK formula khusus, serta 158.702 ton pupuk urea non subsidi dan 38.073 NPK non subsidi telah tersedia di gudang-gudang Pupuk Kaltim,” ungkap Rahmat.
Stok pupuk tersebut saat ini sudah berada di gudang-gudang milik PKT di berbagai wilayah penyaluran pupuk subsidi. Di antaranya adalah wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat hingga Nusa Tenggara Barat.