Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Dampak Gangguan Suplai Gula ke Kinerja Fundamental KINO

Emiten barang konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) memastikan bahwa pasokan bahan baku gula kristal rafinasi (GKR) dalam kondisi aman.
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten barang konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) memastikan bahwa pasokan bahan baku gula kristal rafinasi (GKR) dalam kondisi aman. Aktivitas produksi perseroan pun masih berjalan.

“Sejauh ini, Kino Indonesia tidak mengalami kendala produksi akibat terganggunya rantai pasok gula,” kata Sekretaris Perusahaan Kino Indonesia Clara Alexandra Linanda, Selasa (6/12/2022).

Dia juga mengatakan bahwa KINO memiliki relasi yang baik dengan para pemasok sehingga perseroan bisa meminimalisasi dampak terhadap bisnis. Di sisi lain, persediaan bahan baku dan kemasan KINO mencapai Rp326,19 miliar. Angka tersebut lebih tinggi daripada posisi akhir 2021 sebesar Rp271,54 miliar.

“Kami memiliki hubungan yang baik dengan pemasok kami sehingga kami dapat meminimalkan dampak terhadap bisnis kami,” tambahnya.

Clara mengatakan harga bahan baku masih memperlihatkan tren fluktuatif, tetapi lebih stabil dibandingkan dengan awal 2022.

Manajemen KINO sebelumnya menargetkan penjualan pada 2023 bisa melampaui tren dalam tiga tahun terakhir yang berkisar di Rp4 triliun. KINO juga optimistis dapat kembali membukukan laba bersih.

“Persentase pertumbuhan 2023 belum bisa kami bagikan karena masih dalam tahap budgeting. Namun untuk 2023 kami menargetkan penjualan melampaui tren kinerja tiga tahun terakhir yakni di kisaran Rp4 triliun. Semoga pada 2023 bisa naik dua digit,” kata Direktur Kino Indonesia Budi Muljono dalam paparan publik secara daring, Rabu (23/11/2022).

Produsen minuman penyegar Cap Kaki Tiga itu juga mengaku cukup optimistis bisa kembali membukukan laba bersih tahun depan, seiring dengan sejumlah inisiatif yang diterapkan seperti pengurangan stock keeping unit (SKU) dan efisiensi back-end.

“Kami sudah lakukan provisi mulai tahun ini seharusnya bisa kembali laba bersih tahun depan,” katanya.

Sepanjang Januari—September 2022, Kino Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp2,83 triliun. Realisasi tersebut turun 3,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,93 triliun.

Sementara itu, posisi bottom line KINO berbalik membukukan rugi bersih Rp245,78 miliar dibandingkan dengan laba bersih Rp82,80 miliar pada tahun lalu.

Untuk kinerja sampai akhir 2022, Budi berharap performa di kuartal IV/2022 dapat meningkat sehingga penurunan secara tahunan dapat dipangkas. Dia memperkirakan penjualan turun satu digit dibandingkan dengan tahun lalu.

Pendapatan bersih KINO sempat mencapai Rp4,67 triliun pada 2019, lalu turun menjadi Rp4,02 triliun pada 2020. Penjualan KINO kembali terkoreksi menjadi Rp3,97 triliun pada 2021 atau turun 1,2 persen yoy dibandingkan dengan 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper