Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR) mengambil saham perusahaan tambang nikel PT Stargate Pasific Resources (SPR) dan perusahaan pengolahan (smelter) nikel PT Stargate Mineral Asia (SMA) pada 3 Desember 2022. Pengambil alihan saham ini dilakukan UNTR melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara (DTN).
Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan DTN telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan PT Anugerah Surya Pacific Resources (ASPR) dan PT Anugerah Surya Investama (ASI) untuk rencana pembelian saham setara dengan 89,99 persen saham SPR milik dari ASPR, dan 0,0009 persen saham SPR milik ASI.
UNTR juga melakukan perjanjian jual beli dengan ASPR dan SPR untuk rencana pembelian 89 persen dari total seluruh saham yang ditempatkan dan disetor dalam SMA milik dari ASPR, dan 1 persen saham dalam SMA milik SPR.
"Nilai keseluruhan transaksi adalah sebesar US$271,8 juta atau setara dengan Rp4,27 triliun," kata Sara, Selasa (6/12/2022).
Nilai keseluruhan transaksi ini dapat berubah pada saat penutupan transaksi dikarenakan adanya penyesuaian dengan jumlah penyesuaian net debt dan debt-like items, jumlah penyesuaian modal kerja, dan penyesuaian kurs.
Sara melanjutkan, tujuan dari transaksi ini adalah untuk melakukan diversifikasi kegiatan usaha UNTR melalui perusahaan terkendali UNTR, yakni DTN dengan mengembangkan usaha di sektor pertambangan, jasa, dan pengolahan mineral nikel.
Baca Juga
Setelah penandatanganan perjanjian jual beli ini, DTN maupun ASPR, ASI, dan SPR akan melakukan pemenuhan persyaratan pendahuluan dengan tanggal akhir penyelesaian akan jatuh pada 4 bulan setelah tanda tangan CSPA, atau tanggal lain yang disepakati DTN, ASPR, ASI, dan SPR.
Sebelumnya, melansir Bloomberg, Presiden Direktur UNTR Frans Kesuma mengatakan UNTR tengah aktif mencari tambang nikel untuk dibeli di Indonesia. Selain itu, UNTR juga aktif mencari tambang emas dengan cadangan minimal 2 juta ounces, dan tembaga di Australia dan Kanada.
Bloomberg menyebut, saat ini 75 persen dari total pendapatan UNTR berasal dari pertambangan batu bara dan jasa.
Frans menyebut UNTR tidak akan membuat investasi baru pada bahan bakar fosil. Namun, Frans menolak untuk mengatakan jika UNTR berencana menjual aset batu baranya saat ini.