Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik taipan Low Tuck Kwong PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menyampaikan telah mendapatkan restu pemegang saham untuk melaksanakan pemecahan nilai saham atau stock split 1:10.
Manajemen BYAN dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, pemecahan nilai nominal saham BYAN akan dilakukan dengan rasio 1 banding 10 atau 1:10, sehingga 1 saham lama akan menjadi 10 saham baru.
"Pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:10, sehingga 1 saham lama akan menjadi 10 saham baru," ucap Manajemen BYAN, Senin (28/11/2022).
Dengan rencana ini, jumlah saham BYAN akan berubah jumlahnya dari 3,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, menjadi 33,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham.
Sebelumnya, manajemen BYAN menyampaikan pemecahan saham ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham BYAN di bursa, dengan harga saham yang lebih terjangkau oleh para investor, khususnya investor ritel. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham BYAN.
Tujuan lain adalah untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor untuk dapat berinvestasi pada saham BYAN.
Baca Juga
Adapun, jadwal stock split ini setelah mendapatkan restu pemegang saham dalam RUPSLB adalah pengumuman jadwal pelaksanaan stock split di BEI dan situs web BYAN pada 28 November 2022, akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 1 Desember 2022, dan awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 2 Desember 2022.
Lalu akhir penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi pada 5 Desember 2022, tanggal penentuan pemegang rekening yang berhak atas hasil stock split pada 5 Desember 2022.
Kemudian, periode peniadaan perdagangan di pasar tunai selama dua hari bursa pada 2-5 Desember 2022, dan awal perdagangan dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 6 Desember 2022.