Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi melanjutkan pelemahan, setelah kemarin Bank Indonesia menaikkan lagi suku acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) atau 0,5 persen menjadi 5,25 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, kemarin (17/11/2022), rupiah mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,40 persen atau 63 poin ke Rp15.662,50 per dolar AS. Mata uang di kawasan Asia juga turut terkoreksi.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini akan cenderung dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp15.640-Rp15.700 per dolar AS.
Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI dalam menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran lebih cepat dari target.
"Selain itu, Gubernur BI juga menyebut peningkatan suku bunga acuan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global dan makin kuatnya dolar AS," jelas Ibrahim dalam laporannya, dikutip Jumat (18/11/2022).
Sementara itu, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi yang tumbuh dengan baik. Konsumsi domestik yang besar menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik.
Baca Juga
Berdasarkan data terkini, meskipun ada ketidakpastian global namun ekonomi Indonesia mampu tumbuh, utamanya di antara negara-negara anggota G20 lainnya, yaitu sebesar 5,72 persen pada kuartal III/2022 yang lalu, setelah sebelumnya tumbuh 5,45 persen pada kuartal II/2022.
Dari luar negeri, mengutip Bloomberg, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik pada Kamis setelah Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pembuat kebijakan harus menaikkan suku bunga setidaknya 5 persen hingga 5,25 persen untuk mengekang inflasi.
Dia juga memperingatkan tekanan keuangan lebih lanjut ke depan. Dengan inflasi yang baru mulai mereda dan ukuran penjualan ritel AS meningkat pada laju tercepat dalam delapan bulan. Pernyataan The Fed dalam beberapa hari terakhir telah menekankan bahwa mereka perlu melangkah lebih jauh untuk memadamkan tekanan inflasi.
Rupiah mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,14 persen atau 21,5 poin ke Rp15.684 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,19 persen ke 106,49.
Di tengah pelemahan mata uang Garuda, mata uang di kawasan Asia juga turut terkoreksi. Beberapa di antaranya adalah dolar Taiwan turun 0,12 persen, baht Thailand turun 0,10 persen, won Korea Selatan turun 0,08 persen, rupee India turun 0,08 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,02 persen.
Rupiah melemah 0,16 persen atau 25,50 poin ke Rp15.688 per dolar AS pada 14.30 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS juga turun 0,16 persen atau 0,17 poin ke 106,52
Rupiah melemah 0,16 persen atau 25 poin ke Rp15.687,50 per dolar AS pada 11.27 WIB.
Adapun indeks dolar AS melemah 0,10 persen atau 0,10 poin ke 106,59.
Rupiah melemah 0,20 persen atau 31,50 poin ke Rp15.694,00 per dolar AS pada 10.25 WIB.
Adapun indeks dolar AS turun 0,14 persen atau 0,15 poin ke 106,54.
Rupiah dibuka melemah 0,17 persen atau 27 poin ke Rp15.689,50 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS terpantau melemah 0,09 persen atau 0,09 poin ke 106,60.