Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat akhir pekan ini, Jumat (18/11/2022), di tengah sentimen positif setelah Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan kemarin. Saham big caps GOTO, BMRI, BYAN, BBCA hijau.
Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG ditutup menguat 0,53 persen atau naik 37,19 poin ke posisi 7.082,18 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 7.027,74—7.094,09.
Kapitalisasi pasar naik ke Rp9.504 triliun dari Rp9.432 triliun pada penutupan kemarin. Terdapat 212 saham menguat, 287 saham berakhir di zona merah, dan 204 saham stagnan.
Kenaikan IHSG terutama disebabkan oleh menguatnya indeks sektor energi sebesar 0,65 persen, consumer cyclical naik 0,67 persen, dan teknologi naik 0,57 persen.
Sektor transportasi dan infrastruktur menjadi segelintir yang melemah dengan penurunan masing-masing 1,05 persen dan 0,21 persen.
Saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk. (ATAP) menjadi pemimpin top gainer dengan kenaikan 30,77 persen sehingga parkir di Rp119 per saham. Kemudian disusul PT Yanaprima Hastapersada Tbk. (YPAS) yang naik 24,53 persen, dan GGRP naik 24,51 persen.
Baca Juga
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memimpin kenaikan dengan apresiasi sebesar 3,74 persen sehingga berakhir di Rp222 per saham. Selanjutnya saham BMRI dan BYAN menyusul dengan kenaikan 2,78 persen dan 2,77 persen.
Adapun saham big caps yang melemah di antaranya adalah BBRI turun 1,28 persen, ASII turun 1,19 persen, dan BBNI turun 0,81 persen.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset harian menyebutkan penguatan IHSG didukung oleh optimisme Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan berada di rentang 4,5—5,3 persen.
“Optimisme tersebut seiring dengan penguatan laju ekonomi dalam negeri yang terus meningkat pada kuartal III/2022 yang tumbuh sebesar 5,72 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pasar,” tulis mereka, Jumat (18/11/2022).
Berlanjutnya pertumbuhan ekonomi terjadi meski terdapat tantangan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), akselerasi inflasi tahunan, serta penurunan daya beli masyarakat.
Pada saat yang sama, kinerja transaksi berjalan pada kuartal II/2022 kembali mencatatkan surplus sebesar US$4,4 miliar dolar atau setara 1,2 persen PDB. Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan hal ini menjadi penanda bahwa likuiditas dalam negeri cenderung meningkat.
“Makro ekonomi dalam negeri yang masih cenderung kuat di mana ini menjadi penopang gerak ekonomi dalam negeri di tengah kenaikan suku bunga yang agresif.”