Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update RUPSLB Bayan (BYAN), Saham Termahal di Bursa Makin Mahal Jelang Stock Split

Saham Bayan Resources (BYAN) dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia makin naik jelang stock split.
Saham Bayan Resources (BYAN) dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia makin naik jelang stock split.
Saham Bayan Resources (BYAN) dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia makin naik jelang stock split.

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten batu bara milik orang terkaya ketiga di Indonesia Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) makin mahal jelang aksi stock split atau pemecahan saham.

Pada perdagangan Jumat (18/11/2022) sesi I, saham BYAN naik 5,33 persen atau 4.475 poin menjadi Rp88.450. Saham BYAN menjadi yang termahal atau tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp294,83 triliun, kelima terbesar di BEI di bawah BCA, BRI, Bank Mandiri, dan Telkom. Kapitalisasi pasar BYAN mengalahkan GOTO dan Astra.

Sepanjang 2022, saham BYAN melonjak 227,59 persen seiring dengan moncernya bisnis batu bara. Hal itu turut mengerek kekayaan Low Tuck Kwong, sebagai pemegang saham utama.

Menyadari saham yang semakin mahal, BYAN menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (17/11/2022). Salah satu mata acaranya adalah persetujuan pemecahan saham dengan rasio 1:10.

Berdasarkan keterbukaan informasi, BYAN hari ini, Kamis (17/11/2022) mengundang pemegang saham untuk melakukan RUPSLB dengan agenda persetujuan pemecahan nilai saham (stock split) perseroan pada pukul 14.00 WIB.

Adapun, pemegang saham yang berhak untuk mengikuti RUPSLB ini adalah yang terdaftar sampai dengan 25 Oktober 2022. Namun, manajemen BYAN masih enggan menjawab terkait hasil RUPSLB.

"Kita akan umumkan Senin, jangan mendahului OJK," papar Direktur Bayan Resources Jenny Quantero kepada Bisnis, saat dikonfirmasi mengenai hasil RUPSLB kemarin.

Sebelumnya, manajemen BYAN menyebutkan bahwa perseroan berencana meningkatkan likuiditas saham perseroan dengan melakukan penambahan jumlah saham yang beredar melalui pemecahan nilai nominal atau stock split.

"Perseroan bermaksud akan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:10, sehingga 1 saham lama akan menjadi 10 saham baru," ungkap Manajemen BYAN.

Dengan rencana ini, jumlah saham BYAN akan berubah jumlahnya dari 3,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, menjadi 33,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham.

Manajemen melanjutkan, BYAN telah menerima persetujuan prinsip dari BEI pada 27 September 2022, yang pada prinsipnya BEI mendukung rencana perseroan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper