Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mulai mengalami pelambatan penjualan akibat harga KPR rumah yang menanjak.
Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan harga properti atau rumah tapak mulai meningkat secara terbatas 1,65 persen secara year-on-year (yoy) pada akhir tahun ini.
Corporate Communication Departemen Head Modernland Gunawan Setyo Hadi mengakui adanya kenaikan harga rumah tidak bisa dihindari. Manajamen sedang melakukan koordinasi secara internal untuk menysuaikan harga jual agar cocok dengan konsumen.
Selain menanjaknya harga jual, kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) juga ikut memengaruhi penjualan. Manajemen MDLN menyebut ada perlambatan penjualan secara real time saat ini. Hal ini membuat manajemen melakukan beberapa penyesuaian program penjualan untuk mengatasi hal tersebut.
"Biasanya kita buat suatu promo itu atau gimick-gimick yang bisa lebih kena ke calon pembeli kita," ujar Gunawan kepada Bisnis pada Kamis (17/11/2022).
MDLN membukukan pendapatan sebesar Rp614,55 miliar pada kuartal III/2022. Angka ini meningkat 6,28 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy) dimana pendapatan mencapai Rp578,19 miliar pada kuartal III/2021.
Baca Juga
Adapun pendapatan MDLN terdiri dari penjualan bersih pendapatan dari hotel dan sewa, dan lapangan golf dan restoran club house.
Secara rinci, penjualan bersih MDLN meningkat 7,18 persen menjadi Rp520,4 miliar, pendapatan dari hotel dan sewa menurun 9,07 persen menjadi Rp51,6 miliar, dan lapangan golf dan restoran club house meningkat 18,34 persen menjadi Rp42,54 miliar.
Dari sisi penjualan, MDLN membaginya menjadi penjualan segmen tanah, rumah tinggal dan ruko, dan EPS dan Wiremesh. Penjualan tanah MDLN pada kuartal III/2022 mencapai Rp148,1 miliar, rumah tinggal dan ruko sebesar Rp347,65 miliar, dan EPS dan Wiremesh sebesar Rp24,64 miliar.
BI melalui Survei Harga Properti Residensial (SHPR) menyebut Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) meningkat 1,94 persen secara yoy pada kuartal III/2022. Angka ini meningkat dari semester I/2022 dimana indeks berada di angka 1,66 persen secara yoy.
Sementara itu tren penjualan rumah tapak pada kuartal III/2022 menurun dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Pada kuartal III/202, penjualan rumah tapak tumbuh 13,58 persen, sedangkan pada semester I/2022 penjualan tumbuh 15,23 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa angka pertumbuhan rumah tapak secara Quarter-on-Quarter (QoQ) turun 1,65 persen.