Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten barang konsumer bersiap menangkap peluang kenaikan permintaan masyarakat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kenaikan penjualan berpotensi mulai dirasakan pada 2023.
Optimisme ini diperlihatkan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) yang sampai akhir kuartal III/2022 membukukan kenaikan penjualan sebesar Rp7,82 triliun, tumbuh 22,8 persen dibandingkan dengan Januari—September 2021 sebesar Rp6,36 triliun.
“Kami optimistis kinerja penjualan dan laba Perusahaan mampu tumbuh lebih baik hingga menjelang Pemilu 2024 dengan melihat tren penjualan 2022 yang konsisten mengalami pertumbuhan penjualan double digit,” kata Head of Corporate Communication & Relations Garudafood Dian Astriana, Selasa (15/1/2022).
Dian mengatakan pulihnya aktivitas dan mobilitas turut mendukung kenaikan tren permintaan barang di masyarakat. Garudafood bakal memanfaatkan momentum kenaikan permintaan ini untuk menggenjot penjualan.
“Tentu euforia pesta demokrasi 5 tahunan yang dinanti-nanti masyarakat akan banyak menciptakan peluang yang bisa kami manfaatkan untuk meningkatkan penjualan kami yang didominasi makanan ringan dan biskuit,” katanya.
Menghadapi tantangan margin usaha yang tergerus akibat bertambahnya biaya logistik karena kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Garudafood menanganinya dengan merilis produk baru. Peningkatan produktivitas dan efisiensi juga terus diterapkan.
Baca Juga
Manajemen PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) juga menilai bahwa momentum Pemilu 2024 bakal mulai memberi dampak pada kinerja 2024. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga hingga akhir kuartal III/2022 menjadi indikasi bahwa konsumsi domestik tetap meningkat.
“Menjelang Pemilu 2024, kami melihat tahun depan [2023] dengan lebih optimistis. Uang beredar umumnya meningkat dan daya beli juga membaik. Melihat tren dua pemilihan umum sebelumnya, biasanya penjualan membaik,” kata manajemen Mayora.
Mayora juga telah merilis sejumlah produk baru untuk menangkap peluang tersebut, di antaranya Energen Champion, Roma Arden, Roma Bonita, dan Wafello.
Analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya dalam risetnya menyebutkan bahwa Mayora menikmati kenaikan pangsa pasar pada kuartal III/2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kenaikan terlihat pada semua kelompok produk, meskipun Mayora telah menerapkan kenaikan harga jual.
Sebagai contoh, pangsa pasar Mayora di segmen biskuit pada kuartal III/2022 mencapai 42 persen, dari 39 persen di kuartal II/2022. Kenaikan pangsa pasar juga terlihat di segmen permen, wafer, dan cokelat.
“Kami juga mencatat bahwa penjualan Mayora meningkat pada tahun-tahun menjelang pemilihan umum, misalnya kenaikan pada 2013 dan 2018,” tulisnya dalam riset.
PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turut menyampaikan optimisme pada kinerja pada 2023. Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam konferensi pers akhir Oktober 2022 meyakini kinerja UNVR pada 2023 bisa tumbuh lebih baik daripada tahun ini di tengah prospek menggeliatnya konsumsi menjelang Pemilu 2024.
Sampai akhir September 2022, UNVR mengakumulasi penjualan sebesar Rp31,53 triliun. Nilai itu naik 5,0 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp30,02 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami melihat bahwa market di 2023 akan menjadi cukup exciting karena 2023 merupakan momen dimulainya Pemilu,” kata Ira.
Ira mengatakan aktivitas ekonomi Indonesia secara historis cenderung bergairah menjelang pemilihan umum. Bertambahnya jumlah uang yang beredar diperkirakan menjadi salah satu faktor pendorongnya.
Di sisi lain, Ira memprediksi laju inflasi pada 2023 akan melambat dibandingkan dengan tahun ini. Dia meyakini efek inflasi kepada konsumen tidak akan sedalam 2022 pada tahun depan.
“Dengan outlook ini, kami akan mendorong pertumbuhan kinerja yang lebih baik daripada tahun ini dan memastikan jika pasar tumbuh 5—6 persen, UNVR bisa tumbuh paling tidak sama dengan pasar. Ambisinya tentu lebih tinggi dari pasar,” tambahnya.