Bisnis.com, JAKARTA — Emiten emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) mencetak peningkatan kinerja hingga September 2022 dengan kenaikan pendapatan penjualan hingga 30,67 persen dan laba bersih naik hingga 35 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia, sampai dengan September 2022 HRTA mencetak pendapatan penjualan mencapai Rp5,10 triliun naik 30,67 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp3,90 triliun.
Pendapatan terbesar diraih dari penjualan perhiasan logam mulia secara grosir senilai Rp4,63 triliun, tumbuh dari tahun sebelumnya Rp3,54 triliun. Adapun, penjualan perhiasan di toko senilai Rp399,19 miliar.
Ada pula pendapatan dari imbalan waralaba mencapai 11,33 miliar dan bunga pinjaman dan administrasi dari usaha gadai senilai Rp55,28 miliar.
Di sisi lain, peningkatan pendapatan juga meningkatkan beban pokok penjualan HRTA naik dari Rp3,52 triliun menjadi Rp4,52 triliun. Hal ini membuat laba kotor HRTA masih mencatat kenaikan dari Rp382,84 miliar sampai September 2021 menjadi Rp576,06 miliar pada September 2022.
Dari catatan tersebut HRTA masih mampu meraup laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 35 persen dari sebesar Rp152,79 miliar pada sembilan bulan 2021, menjadi sebesar Rp207,27 miliar pada sembilan bulan 2022.
Baca Juga
Perseroan juga mencetak kenaikan pada laba per saham menjadi senilai Rp44,79 sampai September 2022, dari tahun sebelumnya senilai Rp33,18.
Selanjutnya, total aset HRTA juga meningkat menjadi Rp3,89 triliun sampai September 2022 dari catatan hingga Desember 2021 sebesar Rp3,47 triliun. Adapun, total liabilitas sebesar Rp2,21 triliun dan ekuitas Rp1,67 triliun.
Saham HRTA terpantau stagnan pada perdagangan Selasa (15/11/2022) ke posisi 206. Sepanjang 2022 berjalan, harga sahamnya masih tercatat turun 2,83 persen. Adapun, jika dibandingkan dengan setahun lalu, harganya melorot 8,04 persen.