Bisnis.com, JAKARTA – Emiten migas Grup Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN memiliki prospek positif ke depan melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia (SEI). Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk sahamnya.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menyebutkan, prospek cerah PGAS dari SEI bersumber dari fasilitas offshore Pangkah, blok operasi terbesar milik SEI.
Pangkah menyumbang 57 persen dari produksi SEI pada semester I/2022, dengan angka produksi sekitar 8,2 mbopd minyak dan 9,7 mbopd gas. Pada Oktober 2022, Pangkah memproduksi sekitar 43,05 mmscfd gas dan menjual 33,43 mmscfd gas, serta menjual 7 mboepd minyak, yang membawa angka produksi komoditasnya ke 14,2 mboepd.
Pangkah menjual sebagian besar gasnya atau sebanyak 35-40 bbtud ke PT Indonesia Power dengan harga US$6 per mmbtu.
“Kami optimis Pangkah dapat mempertahankan efisiensi operasionalnya dan berkontribusi pada pertumbuhan SEI di masa mendatang,” ujar Farras dalam riset, dikutip Senin (14/11/2022).
Adapun SEI saat ini tengah mengalami momentum positif berkat lonjakan harga minyak global yang turut mendongkrak ASP diperkirakan mencapai US$110 per barel. Namun, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan harga minyak akan turun pada 2023 seiring dengan meredanya ketegangan Rusia-Ukraina.
Baca Juga
“Meski demikian, kami memperkirakan penurunannya tidak akan terlalu parah karena akan ada penurunan cadangan minyak strategis AS [399 juta barel] dan pengurangan produksi oleh OPEC [2 mmbopd] berpotensi membantu menjaga harga minyak dunia,” jelasnya.
SEI juga telah menyusun rencana tujuh tahun dengan fokus pada peningkatan produksi dan penambahan cadangan. Saat ini, SEI memiliki reserve requirement ratio sebesar 1,1 kali dan reserve-to-production rate sebesar 5-6 tahun, lebih rendah dari para pesaingnya seperti MEDC 7-8 tahun, dan ENRG 15 tahun.
Untuk menggenjot produksi, SEI berencana untuk menganggarkan dana sebesar US$1,5 juta untuk upaya eksplorasi dan pengeboran sumur baru selama tujuh tahun ke depan. Namun, untuk mendanai rencana ini, SEI berencana untuk mendivestasi blok Fasken dan mengurangi kepemilikannya di Pangkah menjadi hanya 35 persen.
“Jika rencana ini berjalan, cadangan dan produksi SEI akan menurun, setidaknya sampai perusahaan menginvestasikan dana tersebut untuk upaya eksplorasi,” imbuhnya.
Terkait PGAS, Samuel Sekuritas Indonesia juga tetap optimistis dengan prospeknya ke depan, mengingat perusahaan sedang mengalami momentum yang kuat dan fakta bahwa PGAS cukup tahan terhadap volatilitas harga.
“Kami memproyeksikan SEI untuk membukukan pendapatan sebesar US$547 juta atau US$554 juta dengan margin laba bersih 3 atau 4 persen pada 2022 dan 2023, menyumbang 14,5 persen pendapatan PGAS pada 2022/2023 sebesar US$3,5 miliar/US$3,8 miliar,” paparnya.
Samuel Sekuritas Indonesia juga mempertahankan rekomendasi BUY untuk PGAS dan menaikkan target harga menjadi Rp2.300, 4,7 kali EV/EBITDA 2023, 7 persen lebih rendah dari pesaing-pesaing global.
“Kami meyakini bahwa momentum kuat yang dialami oleh SEI, ditambah dengan margin yang lebih baik, akan menjadi katalis positif bagi PGAS. Adapun risiko yang dihadapi di antaranya penurunan volume distribusi gas dan penurunan harga minyak dan gas,” tutupnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.