Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown China Melonggar, Harga Minyak Dunia Berpeluang Naik

Harga minyak bergerak naik saat pelaku pasar mempertimbangkan laporan yang mengatakan bahwa pelonggaran lockdown di China, termasuk mempersingkat karantina.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek di tengah respons positif pasar pada kabar bahwa China akan melonggarkan pembatasan Covid-19 dan adanya sentimen lain dari pelemahan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Minggu (13/11/2022), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan 2,88 persen atau 2,49 poin ke US$88,96 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent naik 2,32 poin 2,48 persen US$95,99 per barel.

Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal mengatakan, harga minyak bergerak naik saat pelaku pasar mempertimbangkan laporan yang mengatakan bahwa pelonggaran pembatasan di China, termasuk mempersingkat waktu karantina untuk kasus kontak erat dan pelancong yang masuk selama dua hari. Pelaku pasar juga mencermati kebijakan pemerintah China yang menghilangkan sanksi pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi.

“Sentimen lain yang menopang kenaikan harga minyak adalah pelemahan dolar AS setelah perilisan data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan,” ujar Faisyal dalam riset harian, dikutip Minggu (13/11/2022).

Hal tersebut memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, memperkuat peluang soft landing untuk ekonomi terbesar di dunia.

“Namun, kenaikan harga minyak dapat terbatas jika pasar mempertimbangkan kenaikan cadangan minyak mentah AS dalam laporan EIA serta masih adanya kekhawatiran atas masih tingginya kasus Covid-19 di China,” imbuhnya.

MIFX memperkirakan harga minyak berpotensi dibeli menguji resistance US$91,00 per barel. Namun, jika bergerak turun ke bawah level US$87,50, minyak berpeluang dijual menguji support US$86,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper