Bisnis.com, JAKARTA - Data PDB Indonesia membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Senin (7/11/2022). Saham ANTM, BUMI, hingga PBRX mewarnai pergerakan IHSG di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg per 15.01 WIB, IHSG ditutup menguat 0,81 persen atau 56,86 poin ke level 7.102,39. IHSG memantul di sesi II setelah sepanjang sesi I bergerak di zona merah.
Pergerakan IHSG berada pada rentang zona merah 7.011 hingga ke zona hijau ditutup di level tertinggi 7.102. Mayoritas saham menguat sebanyak 290 emiten, 233 emiten merah, dan 177 emiten stagnan. Adapun, kapitalisasi pasar menembus 9.443,92 triliun.
Memantulnya penutupan IHSG ini didorong data Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi nasional (Gross Domestic Product/GDP) sebesar. Angka ini disebut menjadi katalis positif bagi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Adapun, saham yang paling banyak diperdagangkan ada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai Rp647,9 miliar dengan kenaikan 0,85 persen saham ke level 8.850.
Menyusul di belakangnya, ada PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dengan diperdagangkan Rp543,2 miliar dan menguat 2,89 persen, sementara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang diperdagangkan Rp446,5 miliar dengan saham yang menguat 1,66 persen.
Baca Juga
Ada saham ANTM dan PGAS juga di jajaran paling banyak diperdagangkan dengan total nilai Rp410,9 miliar dan Rp416,7 miliar.
Dari jajaran big cap, saham ARTO, ASII, BMRI, dan BBRI turut menguat dengan masing-masing kenaikan 8,05 persen, 1,17 persen, 0,99 persen, dan 0,86 persen.
Saham yang menjadi top gainers ada PBRX dengan kenaikan 24,44 persen atau 33 poin ke harga 168. Disusul LEAD, BRMS, MARI, ADMR, MDKA, dan INCO yang menguat masing-masing 20,2 persen, 8,09 persen, 8,05 persen, 7,63 persen, 6,8 persen, 6,02 persen, dan 5,93 persen.
Direktur PT indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan mengatakan jika data pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III tahun 2022 oleh BPS dapat menjaga laju IHSG ke depan direspons dengan baik oleh pelaku pasar.
“Meskipun angka 5,72 persen ini masih di bawah konsensus 5,89 persen, namun angka ini masih di atas pencapaian kuartal II 2022 lalu yang sebesar 5,44 persen,” jelasnya menjawab pertanyaan Bisnis, Senin (7/11/2022).
Laju positif IHSG, lanjutnya, diperkuat juga dengan banyaknya emiten yang merilis laporan keuangan yang hasilnya positif. Sehingga menjelang window dressing di akhir tahun nanti dua faktor ini diharapkan masih menjaga laju IHSG.
Hal senada diungkapkan Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya yang menyebutkan jika pemulihan ekonomi saat ini masih berjalan dengan baik.
“Ini (Angka GDP) sedikit di atas ekspektasi saya, GDP ini seharusnya memberi dampak positif ke IHSG. Apalagi, siang ini IHSG terlihat bergerak positif,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/11/2022).