Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi Rights Issue, Simak Analisa dan Rekomendasi Saham Adhi Karya

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mendapatkan rekomendasi beli di tengah upayanya melakukan rights issue. Simak analisa sahamnya berikut ini.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mendapatkan rekomendasi beli di tengah upayanya melakukan rights issue seiring adanya setoran dari pemerintah. Berikut ini analisa saham BUMN itu.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai aksi penawaran umum terbatas atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue akan lebih marak dilakukan oleh korporasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Kami melihat aksi korporasi right issue akan lebih marak seiring dengan potensi perlambatan ekonomi imbas ketimpangan supply-demand, inflasi tinggi, dan kebijakan agresif mayoritas bank sentral sehingga, mendapatkan dana murah akan lebih menarik di era kenaikan suku bunga," ujarnya dalam keterangan Senin (7/11/2022).

Di sektor konstruksi, saat ini tengah berlangsung proses perdagangan rights issue PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sejak 28 Oktober hingga 8 November. ADHI mendapatkan setoran modal secara penuh dari pemerintah sebesar Rp1,97 triliun pada hari pertama perdagangan rights issue perseroan.

Dana hasil rights issue emiten berkode saham ADHI itu ditargetkan mencapai Rp3,8 triliun dan seluruhnya akan digunakan pengembangan bisnis sekaligus memperkuat struktur modal perseroan.

"Aksi right issue tersebut memang untuk mendapat sokongan dana PMN. Dana tersebut tentunya meningkatkan struktur permodalan perusahaan dengan tambahan modal yang mana berpotensi meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Apalagi ADHI ini juga mendapatkan proyek pekerjaan IKN yang mana meningkatkan raihan kontrak baru dan menopang profitabilitas perusahaan," kata Desy.

ADHI juga baru saja merilis laporan keuangan kuartal/III 2022, pendapatan perseroan meningkat 24 persen (yoy) menjadi Rp9,1 triliun dan laba bersih juga naik 24 persen (yoy) menjadi Rp21 miliar.

Menurut Desy, memang berlanjutnya pemulihan ekonomi pada tahun ini, membuka peluang positif bagi emiten konstruksi mengingat pembangunan infrastruktur sejalan dengan rencana kerja pemerintah di mana sempat terhenti saat pandemi.

"Di samping itu, pendapatan ADHI secara konsolidasi juga mengalami kenaikan di mana masih ditopang oleh segmen konstruksi. Tak hanya itu, terpantau juga diversifikasi pendapatan dari segmen properti yang mengalami kenaikan meskipun tipis saja sebesar 13 persen. Segmen investasi dan konsesi pun mengalami kenaikan signifikan sebesar 234 persen," ujarnya

Desy pun merekomendasikan kepada investor untuk melakukan aksi beli atau BUY saham ADHI dengan target harga saham di Rp900.

Sementara itu, Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji mengatakan, aksi rights issue ADHI yang juga didukung oleh pemerintah dapat menambah likuiditas perseroan.

Pemerintah saat ini fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional. Mirae Sekuritas berharap dari penambahan likuiditas melalui rights issue ini ADHI bisa mengembangkan bisnis dan memperkuat struktur modal perusahaan.

"Jadi semestinya investor juga berharap kinerja emiten tersebut masih mencatatkan kinerja yang positif. Hanya saja tantangannya debt to equity ratio yang masih relatif tinggi, ini kan berpengaruh sekali ke cashflow emiten," ujar Nafan.

Debt to Equity Ratio (hutang berbunga) ADHI pada September 2022 menurun menjadi 1,75 kali dibandingkan 2,03 kali pada September 2021. Selain itu, current ratio ADHI juga meningkat menjadi 1,20 kali pada September 2022 dari 1,02 kali pada September 2021.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper