Bisnis.com, JAKARTA - Tak hanya laba bersih, jumlah penumpang emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melesat per kuartal III/2022.
Tingkat pertumbuhan penumpang Garuda Indonesia Grup pada kuartal III/2022 yang mengalami peningkatan sebesar 61,11 persen menjadi 10,49 juta penumpang dibandingkan pergerakan penumpang hingga kuartal II/2022 yaitu 6,51 juta penumpang.
Sementara itu, kinerja operasional turut diperkuat dengan capaian angkutan kargo yang tercatat sebesar 144.000 ton sampai dengan kuartal III/2022. Hal ini tentunya selaras dengan komitmen memaksimalkan potensi angkutan kargo dalam menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan nasional.
Sementara itu, Garuda secara grup turut menyatakan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal III/2022 sebesar 60,35 persen menjadi US$1,5 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar US$939 juta.
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 57,87 persen, pendapatan penerbangan tidak berjadwal yang tumbuh signifikan sebesar 171,88 persen, serta pendapatan lainnya sebesar 27,13 persen.
GIAA masih mencatatkan hasil positif pada pos pendapatan usaha lainnya. GIAA mencatatkan pendapatan usaha lainnya sebesar US$4,27 miliar, berbanding terbalik yakni minus US$729 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Pendapatan usaha lainnya ini didorong oleh pendapatan dari restrukturisasi utang sebesar US$2,85 miliar dan keuntungan dari restrukturisasi pembayaran sebesar US$1,3 miliar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan peningkatan pendapatan yang signifikan tersebut juga menjadi sinyal positif tersendiri bagi proyeksi kinerja usaha Garuda ke depannya.
"Kami yakini dapat semakin sustain khususnya dengan ditunjang cost structure kinerja operasi yang semakin lean dan adaptif dalam menghadapi tantangan kinerja usaha ke depannya," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/11/2022).
Menurutnya, kondisi fundamental operasional semakin solid didukung oleh iklim pasar transportasi udara yang kian tumbuh signifikan menjadi momentum pemulihan Garuda.
Momentum ini untuk terus mengintensifkan percepatan misi transformasi dengan ditunjang oleh berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja keuangan yang berkesinambungan.
Pertumbuhan pendapatan tersebut juga kian memperkuat outlook kinerja positif Garuda di tengah langkah realisasi rights issue baik dalam kaitan implementasi rencana perdamaian PKPU, maupun rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.
Penambahan modal ini guna mendukung program restorasi armada untuk memperkuat ketersediaan alat produksi khususnya menjelang periode peak season liburan akhir tahun.
Irfan mengklaim secara konsisten terus memaksimalkan misi transformasi menyeluruh dalam rangka mencapai maskapai yang simple, profitable, dan full service. Hal ini sekaligus mengoptimalkan daya saing Garuda dalam memasuki tahun kebangkitan sektor aviasi yang diproyeksikan akan mulai berlangsung pada 2023 mendatang.
Lebih lanjut, sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus menjaga performa operasional, sepanjang tahun 2022 hingga Oktober lalu Garuda Indonesia berhasil mempertahankan tingkat ketepatan waktu rata rata diatas 85 persen.
Irfan percaya tiga hal ini bakal membantu memperkuat langkah Garuda Indonesia mempercepat proses restrukturisasi hingga rampung pada akhir tahun ini. Ketiga hal tersebut yakni outlook kinerja yang positif, putusan Mahkamah Agung atas penolakan kasasi PKPU, serta berbagai percepatan langkah rekognisi hasil putusan PKPU melalui otoritas hukum di Amerika Serikat.
"Hal ini yang tentunya turut menjadi momentum penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi di tahun 2023 mendatang," tutur Irfan.