Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin (31/10/2022).
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan kombinasi penguatan kembali Indeks DJIA Jumat sebesar 2,59 persen dan EIDO sebesar 0,55 persen serta naiknya harga batu bara 0,45 persen berpotensi menjadi sentimen positif pendorong IHSG akan rebound dan ditutup menguat dalam perdagangan Senin ini.
"Rebound tersebut sambil menunggu rilis data inflasi Indonesia bulan Oktober yang akan diumumkan Selasa, 1 November serta hasil meeting The Fed tentang FFR pada awal bulan November," ungkapnya dalam riset harian, Senin (31/10/2022.
Dia memperkirakan rentang pergerakan IHSG masih berada pada level support 7.015 dan resistance 7.100. Lebih jauh Edwin memperkirakan rentang pergerakan niali tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rp15.525 hingga Rp15.575.
Selanjutnya, rekomendasi saham pilihannya untuk hari ini yakni BBCA, BSDE, AKRA, SILO, ELSA, INDF, SMGR, INTP, dan BBRI.
Pekan lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut meningkat 0,55 persen pada level 7.056,040 dari 7.017,771 sepekan sebelumnya.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono menjelaskan data perdagangan BEI selama periode 24 sampai dengan 28 Oktober 2022 ditutup bervariasi.
Peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen menjadi 1.219.787 transaksi selama sepekan dari 1.207.882 transaksi pada pekan sebelumnya.
"Kapitalisasi pasar Bursa mengalami kenaikan 0,57 persen menjadi Rp9.368,322 triliun dari Rp9.315,213 triliun pada pekan sebelumnya," katanya.
Kemudian, rata-rata volume transaksi Bursa berubah 3,79 persen menjadi 22,052 miliar saham dari 22,921 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan 5,55 persen menjadi Rp13,011 triliun dari Rp13,776 triliun.
Investor asing pada Jumat (28/10/2022) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,458 triliun dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp79,787 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.