Bisnis.com, JAKARTA — PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membidik pertumbuhan penjualan secara daring (online sales), seiring dengan investasi pada teknologi baru yang disiapkan. Kontribusi penjualan daring saat ini baru sekitar 3 persen dari total penjualan.
CEO Matahari Terry O'Connor menyebutkan kontribusi tersebut turun dibandingkan dengan masa awal pandemi. Selama 2020 dan 2021, kontribusi penjualan daring mencapai 7 persen dari total penjualan.
Sebagai ilustrasi, penjualan bersih Matahari pada Januari—September 2020 mencapai Rp3,32 triliun sehingga kontribusi penjualan daring diestimasi menyumbang sekitar Rp232,98 miliar. Pada 2021, Matahari membukukan pendapatan sebesar Rp4,08 triliun sampai akhir kuartal ketiga, sehingga kontribusi penjualan online diperkirakan mencapai Rp285,93 miliar.
“Level tertinggi kontribusi pada total penjualan mencapai 7 persen selama pandemi. Setelah pandemi sekitar 3 persen, karena kami lihat konsumen Indonesia lebih suka berbelanja langsung ke mal,” kata Terry dalam wawancara dengan Bisnis, Rabu (26/10/2022).
Adapun sampai akhir kuartal III/2022, pendapatan bersih yang dibukukan Matahari mencapai Rp4,96 triliun. Nilai tersebut naik 21,53 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp4,08 triliun pada periode yang sama tahun. Dengan asumsi kontribusi penjualan daring saat ini sebesar 3 persen, maka nilainya mencapai Rp148,93 miliar.
“Sebenarnya saya ingin kontribusi yang lebih tinggi. Namun saya kira kami harus menyelesaikan proyek investasi kami di pembaruan teknologi,” lanjut Terry.
Baca Juga
Dengan pemutakhiran sistem teknologi ini, Terry mengharapkan penjualan secara daring Matahari bisa tumbuh pada 2023. Meski bisnis inti Matahari mengandalkan eksistensi toko-toko fisiknya, Terry mengatakan kanal daring, baik melalui Matahari.com maupun marketplace, merupakan ekstensi operasional menuju ritel omnichannel.
Emiten berkode LPPF ini berencana mengalokasi sekitar Rp400 miliar untuk belanja modal atau capex pada 2023. Matahari bakal melanjutkan ekspansi penambahan toko, termasuk investasi pada gerai merek baru.
Terry menjelaskan Matahari akan membuka sekitar 12 sampai 15 toko format besar atau department store. Dengan kebutuhan investasi di setiap toko sekitar Rp12 miliar, total capex yang diperlukan setidaknya mencapai Rp144 miliar atau 40 persen dari total alokasi.
Dia juga mengemukakan alokasi capex 2023 akan dipakai untuk membuka gerai dalam format lebih kecil untuk merek-merek dalam portofolio Matahari. Perusahaan berencana meluncurkan merek anyar 'Suko' pada Mei atau Juni 2023 dengan jumlah gerai 20 unit.
Ekspansi dan investasi Matahari yang berlanjut tecermin dari laporan keuangan perusahaan kuartal III/2022. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sampai akhir September 2022 mencapai Rp193,57 miliar, naik dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp43,81 miliar.