Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Garudafood (GOOD) Turun 11,31 Persen pada Kuartal III/2022

Laba bersih Garudafood Putra Putri Jaya (GOOD) pada kuartal III/2022 secara tahunan (year-on-year/yoy), tercatat turun sebesar 11,31 persen.
Produk-produk Garudafood/garudafood.com
Produk-produk Garudafood/garudafood.com

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) melaporkan penjualan sebesar Rp7,82 triliun, dan laba bersih Rp278,3 miliar hingga kuartal III/2022. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Jumat (28/10/2022) pada kuartal III/2022, penjualan Garudafood mencapai Rp7,82 triliun, naik 22,95 persen dibandingkan dengan Rp6,36 triliun pada kuartal III/2021.

Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang oleh kategori makanan dalam kemasan dengan kontribusi sebesar 87,8 persen dari seluruh porsi penjualan dengan pertumbuhan sebesar 24,5 persen. Sedangkan untuk kategori minuman mengalami pertumbuhan sebesar 12,3 persen.

Adapun, penjualan domestik GOOD naik sebesar 23,4 persen , sementara di pasar ekspor naik 17,4 persen dari tahun sebelumnya.

Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan Garudafood meningkat menjadi Rp5,81 triliun, dari sebelumnya Rp4,57 triliun. Meski demikian, laba kotor Garudafood tercatat tetap naik menjadi Rp1,94 triliun dibandingkan dengan Rp1,79 triliun di kuartal III/2021.

Sementara itu, laba bersih GOOD yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 53,92 persen menjadi Rp278,3 miliar dari perolehan Rp180,8 miliar pada kuartal II/2022. Sementara itu, bila dibandingkan dengan kuartal III/2021 atau secara tahunan (year-on-year/yoy), laba bersih GOOD tercatat turun sebesar 11,31 persen.

Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan pihaknya optimistis dapat terus meningkatkan kinerja penjualan dan laba hingga akhir tahun. Hal ini seiring dengan tren permintaan barang yang semakin meningkat di masyarakat meskipun diterpa tantangan kenaikan harga komoditas bahan baku,

"Tantangan lain yang akan dihadapi perusahaan adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kenaikan tingkat suku bunga bank dan inflasi yang terjadi saat ini,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi perusahaan.

Paulus memaparkan, adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah per September 2022 otomatis berdampak pada peningkatan biaya logistik. Hal ini berimbas pada turunnya margin perseroan.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, Garudafood melakukan berbagai strategi bisnis di antaranya meluncurkan produk baru untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi di semua lini operasional perseroan.

Sedangkan, untuk penjualan daring, Garudafood bekerja sama dengan marketplace untuk menggarap B2B dan B2C channel yang lebih luas.

Pada September 2022 Garudafood meluncurkan varian produk baru dari extend brand Garuda ke kategori non peanut yaitu Garuda Crunchy O’Corn rasa Jagung Bakar, Garuda Crunchy Potato rasa Original Kentang Eropa dan Garuda Crunchy Bee rasa Daging Sapi BBQ.

Untuk brand Garuda kategori peanut meluncurkan Garuda Kacang Atom rasa Manis Gurih, Garuda Rosta rasa Jagung Manis dan Garuda Pilus rasa Rendang Sapi. Adapun untuk brand Gery di kategori biskuit meluncurkan produk baru Gery Wafer Stick Coconut Roll.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper