Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Tetapkan Target Nilai Transaksi Harian, Jumlah Investor, dan IPO 2023

BEI menargetkan sebanyak 70 pencatatan efek baru pada tahun depan, termasuk IPO, obligasi korporasi baru, serta pencatatan efek lain seperti DIRE, ETF, dan EBA.
Konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia tahun 2022, Rabu (26/10/2022)./Dok.BEI
Konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia tahun 2022, Rabu (26/10/2022)./Dok.BEI

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menetapkan sejumlah target pencapaian untuk tahun 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman memaparkan, pihaknya menargetkan sebanyak 70 pencatatan efek baru pada tahun depan. Pencatatan efek baru ini meliputi efek saham atau IPO, obligasi korporasi baru, serta pencatatan efek lain seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

Iman menuturkan, pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut seiring dengan cukup banyaknya jumlah perusahaan atau efek yang berada di pipeline saat ini. Ia mencontohkan, jumlah perusahaan yang berada di pipeline IPO saat ini telah mencapai 45 calon emiten.

Hingga akhir Oktober 2022, sebanyak 44 perusahaan resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Pada tahun ini, BEI menargetkan dapat mencapai 55 perusahaan yang IPO.

“Sehingga tinggal 11 perusahaan lagi kami akan mencapai target tahun ini. Bila perusahaan–perusahaan di pipeline tersebut nyebrang ke tahun depan, berarti akan ada sekitar 30 perusahaan yang antre IPO di 2023,” jelasnya dalam konferensi pers virtual setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI, Rabu (26/10/2022).

Selain antrian perusahaan yang cukup besar, optimisme BEI juga didukung oleh pemulihan ekonomi yang berlangsung sepanjang tahun 2022. Meski demikian, Iman mengatakan pihaknya akan tetap memperhatikan perkembangan penanganan virus corona di Indonesia serta kondisi perekonomian global.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menambahkan, hingga akhir Oktober 2022 pencatatan efek baru telah mencapai 53 efek. Secara rinci, 44 merupakan efek saham IPO, 1 ETF, dan 8 pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) baru.

“Pencapaian ini sudah sekitar 75 persen dari target kami tahun 2022 yaitu sebanyak 68 pencatatan efek baru,” imbuhnya.

Sementara itu, BEI juga menetapkan asumsi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tahun 2023 sebesar Rp14,75 triliun. Iman menuturkan target tersebut ditetapkan secara hati–hati dan konservatif meski RNTH pada tahun ini telah mencapai Rp15,1 triliun hingga akhir Oktober 2022

“Tingginya RNTH tahun ini lebih banyak disumbangkan pada semester I/2022. Sementara, selama paruh kedua tahun ini RNTH nya berada di kisaran Rp11 triliun–Rp12 triliun. Kami cukup konservatif tetapi tetap optimistis dapat mencapai target ini,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia BEI Jeffrey Hendrik mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan investor pasar modal sekitar 35 persen pada 2023. Ia menuturkan, secara year to date, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini telah mencapai 30,2 persen dengan total 9,77 juta investor.

“Pertumbuhan investor pasar modal kami targetkan setidaknya 35 persen tahun depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper