Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesanan Batu Bara Deras, MNC (IATA) Cetak Laba Rp651,7 Miliar

Sampai akhir September 2022, IATA telah menjual 2,9 juta ton batu bara sehingga laba bersih menjadi naik empat kali lipat.
Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman MNC Group. /Bisnis.com
Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman MNC Group. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara Grup MNC, PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA), membukukan kenaikan laba bersih 344,75 persen secara tahunan sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Kenaikan ini didukung oleh permintaan batu bara yang tetap kuat meski harganya telah melandai.

Sepanjang Januari—September 2022, IATA mengumpulkan laba bersih sebesar US$44,95 juta atau sekitar Rp651,77 miliar (kurs Rp14.500). Nilai ini 344,75 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,11 juta.

Kenaikan laba bersih tidak lepas dari lonjakan pendapatan sebesar 182,89 persen dari US$48,65 juta atau sekitar Rp705,42 miliar pada Januari—September 2021 menjadi US$137,62 juta yang setara dengan Rp1,99 triliun.

Adapun di kuartal III/2022, IATA membukukan kinerja pendapatan sebesar US$53,97 juta, naik 117,61 persen yoy daripada US$24,80 juta di kuartal III/2021.

“Melesatnya kinerja IATA merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan yang mengalihkan fokus bisnisnya menjadi perusahaan yang bergerak di bidang energi dan investasi, dengan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources,” tulis manajemen IATA dalam siaran pers, Senin (24/10/2022).

BCR merupakan perusahaan induk yang mengelola delapan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Sebanyak tiga IUP sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.

Hingga akhir September 2022, IATA telah memproduksi lebih dari 3 juta ton batu bara. Volume tersebut 64,1 persen lebih tinggi daripada tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.

IATA menargetkan bisa memproduksi 10 juta ton pada 2023. Volume produksi diharapkan terus meningkat seiring dengan bertambahnya cadangan terbukti hasil eksplorasi.

“IATA optimistis cadangan batu bara untuk semua IUP setidaknya mencapai 600 juta ton,” tambah perseroan.

Sampai akhir September 2022, IATA telah menjual 2,9 juta ton batu bara. Penjualan diperkirakan bisa meningkat setelah BCR menandatangani kontrak pembelian jangka panjang dengan trader batu bara.

Manajemen IATA memperkirakan dapat mengantongi tambahan pendapatan sebesar US$108,42 juta dari kontrak-kontrak tersebut dan akan terus memperbanyak kontrak pada masa depan. Selain itu, IATA juga akan mencari peluang untuk akuisisi tambang baru dan menakar prospek lain yang berkaitan dengan energi terbarukan.

Bisnis batu bara dipandang masih memiliki prospek positif, di tengah berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina dan rencana pemangkasan produksi minyak 2 juta per barel per hari oleh anggota OPEC. Manajemen IATA menyebutkan sumber energi alternatif yang murah akan tetap dicari, termasuk batu bara. Harga batu bara, meskipun telah turun dari titik tertinggi, masih bertahan di atas US$50 pada US$55,83, lebih tinggi 31,58 persen sejak awal 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper