Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (21/10/2022). Rupiah melanjutkan pelemahan meski Bank Indonesia telah menaikkan bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan pelemahan sebesar 0,39 persen atau 60 poin ke Rp15.631 per dolar AS. Sampai pukul 15.48 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat 0,31 persen atau naik 0,347 poin ke 113,16.
Di tengah pelemahan rupiah, mata uang lain di kawasan Asia terpantau bergerak variatif. Peso Filipina menjadi mata uang di kawasan Asia yang paling tangguh dengan kenaikan sebesar 0,36 persen, kemudian disusul rupee India yang menguat tipis 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang juga turun adalah yuan China sebesar 0,5 persen, baht Thailand turun 0,38 persen, dan yen Jepang melemah 0,48 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya menyampaikan bahwa rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.550-Rp15.600 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Kondisi pelemahan rupiah masih sangat dipengaruhi faktor sentimen penguatan dolar dan ekonomi global. Pelemahan mata uang ini menurutnya tidak hanya terjadi terhadap rupiah, tetapi juga terhadap mata uang negara lain.
Baca Juga
Dia menyarankan pemerintah dan Bank Indonesia tidak perlu panik menyikapi pelemahan rupiah. Menurutnya, yang harus dilakukan adalah melakukan intervensi secara terukur, karena fundamental ekonomi Indonesia masih baik.