Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Wall Street Menguat, Laporan Keuangan Emiten Mengembang

Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, karena laporan keuangan perusahaan yang positif.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 19 Oktober 2022  |  08:00 WIB
Wall Street Menguat, Laporan Keuangan Emiten Mengembang
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg - Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, karena laporan keuangan perusahaan yang positif dan data pabrik yang lebih baik di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 1,12 persen, menjadi 30.523,80 poin. Indeks S&P 500 bertambah 1,14 persen, menjadi 3.719,98 poin. Indeks Komposit Nasdaq terdongkrak 0,90 persen, menjadi 10.772,40 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor industri dan material masing-masing melonjak 2,36 persen dan 1,91 persen, memimpin keuntungan.

Saham Goldman Sachs meningkat 2,33 persen setelah bank investasi itu memberikan hasil kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan.

Perusahaan obat dan produk konsumen AS Johnson & Johnson juga melaporkan laba dan penjualan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi, namun sahamnya tergelincir 0,4 persen.

Dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil keuangannya sejauh ini, sekitar 70 persen telah mengalahkan perkiraan laba, dan 63 persen telah mengalahkan perkiraan pendapatan, menurut data FactSet.

"Kami tidak percaya kondisi untuk reli berkelanjutan, dan imbalan risiko untuk pasar selama tiga hingga enam bulan ke depan tidak menguntungkan dalam pandangan kami," kata Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management dikutip dari Antara (19/20/2022).

Di sisi lain, bank-bank sentral utama tampaknya akan mempertahankan tingkat pengetatan hingga kuartal pertama 2023. Hal itu membuat pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan terus melambat hingga awal tahun baru dan pasar keuangan global rentan terhadap tekanan sementara kebijakan moneter terus diperketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

wall street indeks standard & poor's 500 saham
Editor : Pandu Gumilar

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top