Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Jumat (14/10/2022) diperkirakan masih berada dalam tren tertekan di tengah pelemahan bursa global. Ada sejumlah saham yang bisa dicermati.
CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan saat ini IHSG terlihat masih berada dalam fase konsolidasi wajar dengan pola tekanan yang masih tergolong besar. Tekanan yang terjadi dalam pergerakan IHSG saat ini terlihat masih dipengaruhi oleh sentimen dari pergerakan nilai tukar rupiah, sehingga pola gerak market masih terlihat memiliki potensi bergerak sideways dalam jangka pendek.
"Namunm selama support level masih dapat dipertahankan dengan kuat maka momentum fluktuatif harga masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan trading harian," paparnya dalam publikasi riset.
William memprediksi IHSG bergerak dalam rentang 6.872 - 7.137. Rekomendasi saham pilihannya adalah ITMG, UNVR, BBCA, GGRM, ASII, BBNI, JSMR.
IHSG parkir pada posisi 6.880,62 atau melemah 0,41 persen pada Kamis (13/10/2022). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada rentang 6.880,62-6.933,70.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menjelaskan, setelah melewati fase pandemi pada periode 2020 - 2021, pasar keuangan global dihadapkan pada tantangan baru berupa sentimen perang Rusia - Ukraina.
Baca Juga
"Ini merupakan tahapan baru dari tekanan terhadap pasar finansial dan ekonomi global," jelasnya dalam sambutan pada Acara Bisnis Indonesia Financial Awards (BIFA) 2022, Kamis (12/10/2022).
Tekanan ini telah terlihat dari kondisi di pasar keuangan AS. Masalah inflasi dan kenaikan harga komoditas serta perang Rusia Ukraina menyebabkan indeks S&P 500 AS terkoreksi lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini.
Kondisi serupa terjadi pada wilayah Asia, dimana indeks Korea Selatan turun lebih dari 23 persen ytd. Kemudian, Malaysia turun lebih dari 9 persen, dan Filipina terkoreksi lebih dari 12 persen ytd.
Di sisi lain, Mirza mengatakan kondisi di pasar modal indonesia terbilang cukup resilien. Hal tersebut terlihat dari kinerja positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih membukukan kinerja positif sepanjang tahun berjalan.
Meski demikian, Mirza mengingatkan seluruh pelaku dan pemangku kepentingan pasar modal Indonesia untuk tidak berpuas diri. Pasalnya, masih cukup banyak sentimen negatif yang membayangi kondisi pasar keuangan dunia.
Ia menjelaskan, konflik antara Rusia dan Ukraina bukan hanya perang antara kedua negara. Ukraina akan didukung oleh negara-negara barat lainnya sehingga guncangan global tidak akan terhindarkan.
Selain itu, kenaikan suku bunga global juga masih akan terjadi ke depannya. Kenaikan suku bunga dari The Fed terutama akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas sektor finansial.
"Suku bunga The Fed telah naik dari 0,25 persen hingga ke 3,25 persen. Kemungkinan besar ini menuju 4,25 persen - 4,50 persen, jadi masih ada potensi 100 - 125 basis poin yang harus kita hadapi," katanya.
Ia melanjutkan, kenaikan suku bunga AS akan memperkuat nilai tukar dolar AS terhadap mata uang global. Oleh karena itu, bank sentral di dunia, termasuk Indonesia juga harus melakukan penyesuaian.
Simak pergerakan IHSG hari ini secara live.
IHSG gagal rebound setelah sempat menguat pada awal perdagangan.
IHSG ditutup turun 0,96 persen atau 66,09 poin menjadi 6.814,53. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 6.814,53-6.943,85.
IHSG kembali menurun pada siang ini. Akhir sesi I, IHSG turun 0,14 persen atau 9,63 poin menjadi 6.870,99.
Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 6.863-6.943.
Pukul 09.01 WIB, IHSG naik 0,67 persen atau 46,01 poin menjadi 6.926,64.