Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyampaikan terjadi peningkatan permintaan batu bara dari Eropa.
Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan mengatakan, pihaknya memang melihat terjadi peningkatan permintaan atas batu bara dari Eropa. Perang Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut membuat negara-negara Eropa melirik kembali batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.
"Sebelumnya memang Eropa mengurangi penggunaan thermal coal, tapi dengan kondisi ini, mereka harus mencari alternatif sumber energi," kata Heri dalam Event Stockbit ADRO dan ADMR, Selasa (11/10/2022).
Dia melanjutkan, hingga saat ini ADMR menjual sedikit batu baranya ke Eropa, yakni ke Spanyol. Secara umum, ADMR menjual sebanyak 75 persen batu bara untuk ekspor, dan 25 persen untuk domestik.
Secara historis, lanjutnya, ADMR banyak menjual thermal coal ke China, Jepang, India, dan Malaysia.
"Fokus untuk ADMR memang pasar Asia. Jepang merupakan customer utama kita, lalu China, India, lalu sedikit di Indonesia, di komplek Morowali," ucapnya.
Baca Juga
ADMR menargetkan produksi batu bara dapat tembus 2,8 juta ton hingga 3,3 juta ton pada tahun ini. Pada semester I/2022, ADMR menghasilkan batu bara 1,5 juta ton, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau secara year-on-year (yoy) sebanyak 1,43 juta ton batu bara.
Adapun untuk tahun 2022 ini, Grup Adaro, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menargetkan untuk memproduksi 58 juta-60 juta ton batu bara. Hingga semester I/2022, Adaro telah memproduksi sebanyak 28 juta ton batu bara.