Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya terpantau cenderung positif pada awal pekan ini meski kondisi pasar masih sideways. Investor masih mengharapkan siklus positif pada bulan Ini yang biasa disebut Uptober atau Octobull.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Senin (10/10/2022), nilai Bitcoin berada di harga US$19.485 atau naik 0,49 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 1,23 persen ke US$1.326 sehari terakhir, sementara Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan XRP naik lebih dari 2 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan pasar kripto masih cenderung tertekan akibat perilisan data tenaga kerja AS pada akhir pekan lalu. Biro Statistik Ketenagakerjaan AS menyatakan sebanyak 263.000 tenaga kerja baru berhasil terserap di dunia usaha AS sepanjang September lalu. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi analis yakni 250.000 tenaga kerja.
Selain itu, tingkat pengangguran AS turun ke level 3,5 persen di bulan yang sama. Data-data tersebut memberi sinyal bahwa ekonomi AS masih baik-baik saja, sehingga The Fed diproyeksikan akan terus mengenjot suku bunga acuannya demi meredam inflasi.
Menyadari kemungkinan tersebut, investor mulai sedikit mengerem akumulasi aset. Kabar baiknya, di awal pekan ini, indeks dolar AS kembali anjlok di level 112.67 atau -0.11 persen sehari sebelumnya, yang membuat investor sedikit kembali kembali bergairah ke pasar.
“Tapi, overall market pergerakannya masih sideways. Ini mengindikasikan bahwa investor masih bimbang dalam mengambil keputusan di pasar kripto,” kata Afid dikutip dari keterangan resminya.
Baca Juga
Lebih lanjut, sikap investor saat ini sepertinya lebih melirik altcoin, sambil menunggu konsolidasi harga Bitcoin usai. Menurutnya, kinerja harga altcoin saat ini relatif lebih baik dibandingkan dengan BTC, jika diukur dari persentase penguatannya.
Banyak investor yang masih berharap fenomena ‘Uptober’ atau ‘Octobull’ bisa kembali terulang kembali di bulan Oktober 2022 ini. Menurut siklus ini, Oktober menjadi bulan yang baik untuk market kripto secara keseluruhan.
Menurut Bitcoin Monthly Returns, harga BTC selalu naik di bulan Oktober dalam kurung waktu tiga tahun terakhir (2019-2021). Tertinggi nilai BTC sempat melonjak 39,93 persen pada tahun lalu dan itu mendorongnya untuk mencapai all-time high (ATH) pada November 2021 lalu.
Di sisi lain, Afid mengatakan fenomena tersebut mungkin akan sulit terulang. Ia menjelaskan, tekanan tidak hanya sedang terjadi pada pasar kripto, tetapi juga pasar saham secara global.
“Kripto masih dipercaya sebagai shadow market-nya pasar saham global, jadi akan ada pengaruh yang besar terkait guncangan ekonomi di saat banyak negara yang alami resesi,” kata Afid.
Kekhawatiran makroekonomi seputar inflasi, iklim geopolitik, dan kebijakan moneter telah membuat harga BTC turun sehingga mempengaruhi pasar yang lebih luas juga.
Dari analisis jangka pendek, pergerakan harga Bitcoin bisa kembali downtrend. Afid menetapkan target penurunan pada level US$18.920 yang merupakan harga terendah pada candle harian 2 Oktober.
“Level resistance pada level US$20.576 masih menjadi target naik terdekat Bitcoin. Harga tertinggi pada 12 September di level US$22.488 menjadi target naik selanjutnya, apabila pergerakan harga Bitcoin berhasil breakout resistance terdekatnya,” tutupnya.